Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rancangan UU KPK yang Terus Berubah

Kompas.com - 03/02/2016, 15:13 WIB

DPR bersama pemerintah kembali memasukkan RUU KPK dalam daftar RUU prioritas Prolegnas tahun 2012. Kali ini, Komisi III mulai serius merumuskan draf RUU KPK. Bahkan, sejumlah anggota Komisi III sampai melakukan kunjungan kerja ke Perancis dan Australia dalam rangka mencari masukan untuk RUU KPK (Kompas, 13/3/2012).

Pada Oktober 2012, Komisi III menyerahkan draf RUU KPK ke Baleg untuk diharmonisasi. Namun, protes masyarakat membuat pada 9 Oktober 2012 Komisi III menyerahkan penyelesaian penyusunan draf RUU KPK ke Baleg. Atas dasar itu, Baleg memutuskan merumuskan ulang draf RUU KPK (Kompas, 10/11/2012).

Sejak saat itu, perumusan draf RUU KPK seolah terhenti hingga Pemilu 2014.

Namun, DPR dan pemerintah kembali menyepakati menjadi RUU KPK dalam daftar Prolegnas 2015-2019. RUU KPK pun disahkan menjadi RUU Prioritas 2015 dalam rapat paripurna 23 Juni 2015 dan menjadi usul inisiatif pemerintah.

Namun, hingga awal Oktober, pemerintah belum juga mengajukan draf RUU KPK ke DPR. Hal itu membuat 45 anggota DPR mengusulkan untuk mengambil alih inisiatif penyusunan draf RUU KPK jadi usulan DPR. Usulan ini disepakati pada pertengahan Desember 2015. Namun, mepetnya waktu membuat DPR gagal membahasnya.

Lagi-lagi, DPR dan pemerintah menyepakati RUU KPK jadi RUU prioritas Prolegnas 2016.

Sepanjang perjalanan wacana merevisi UU KPK, selalu disebutkan, tujuannya untuk memperkuat lembaga anti rasuah tersebut. Namun, jika melihat isi draf revisi UU KPK, yang terlihat adalah upaya untuk melemahkan komisi yang lahir dari rahim reformasi itu. (NTA/AGE)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 3 Februari 2016, di halaman 5 dengan judul "Rancangan yang Terus Berubah".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com