JAKARTA, KOMPAS - Keterlibatan perempuan dalam dunia politik di Indonesia bukanlah cerita baru. Negeri ini pernah memiliki perempuan presiden, yaitu Megawati Soekarnoputri.
Sejumlah daerah juga pernah dipimpin oleh perempuan, seperti Surabaya, Jawa Timur, dan Tangerang Selatan, Banten.
Tri Rismaharini atau Risma memimpin Surabaya pada 2010-2015. Sementara itu, sejak 2011, Tangerang Selatan (Tangsel) dipimpin Airin Rachmi Diany.
Pada pemilihan kepala daerah tanggal 9 Desember mendatang, Risma dan Airin kembali bertarung. Risma berpasangan lagi dengan Wisnu Sakti Buana. Airin juga kembali berpasangan dengan Wakil Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie.
Risma dan Airin bukan satu-satunya perempuan yang ikut pilkada di daerahnya.
Dari tiga pasangan yang bertarung di Pilkada Tangsel, ada tiga perempuan di dalamnya. Selain Airin, mereka adalah Li Claudia Chandra, seorang sosialita sekaligus pengusaha kuliner, dan Elvier Ariadiannie Soedarto Poetri, yang sehari-hari berprofesi sebagai dokter.
Li Claudia Chandra maju sebagai calon wakil wali kota mendampingi Ikhsan Modjo. Sementara Elvier sebagai calon wakil wali kota mendampingi Arsid, mantan pegawai negeri sipil Kabupaten Tangerang.
Di Surabaya ada dua pasangan yang bertarung. Selain Risma-Wisnu, satu pasangan lainnya ada Rasiyo-Lucy Kurniasari.
Li Claudia Chandra mengaku baru aktif bergabung dengan Partai Gerindra sejak awal 2014. Meski belum lama berkiprah di politik, dia optimistis menghadapi pilkada mendatang.
Sementara itu, Elvier memutuskan ikut pilkada menjelang waktu penutupan pendaftaran pasangan calon. Ketika itu, calon wali kota pasangannya, yakni Arsid, mendadak batal berpasangan dengan Intan Nurul Hikmah, adik Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar.
"Saya mendadak dikabari untuk menggantikan Bu Intan. Kalau saya tidak maju, bisa-bisa Pak Arsid tidak ikut Pilkada Tangsel," kata kader Partai Hanura ini.
Li Claudia Chandra, Elvier, dan Airin sama-sama maju dan bertarung dalam pilkada karena menyadari bahwa pembangunan membutuhkan sentuhan tangan seorang perempuan.
"Perempuan itu lebih telaten, rapi, teliti sehingga pekerjaan bisa rampung dengan sempurna. Dalam sikap lembutnya, ia bisa tegas," kata Elvier.
Sementara Li Claudia Chandra mengatakan, kecantikan wajah bukanlah segalanya. "Cantik itu relatif. Sebagai pemimpin, hatinya harus cantik. Harus penuh cinta dan kasih terhadap warganya," ujarnya.
Adapun Airin mengatakan, segala kekurangan yang sudah dibangun selama ini akan dibenahi menjadi semakin sempurna pada periode kedua ini.
"Saya ingin melanjutkan apa yang sudah saya lakukan selama ini. Membangun apa yang belum saya bangun. Juga mengembangkan dan apa yang sudah saya lakukan selama ini," ujar Airin.
Keunggulan
Ray Rangkuti dari Lingkar Madani Indonesia melihat ada keunggulan tersendiri dari semua kandidat perempuan yang maju dalam Pilkada Tangsel. Ada yang bisa menjangkau lebih banyak massa di kalangan masyarakat menengah ke atas, dan ada juga yang lebih berpengaruh di basis masyarakat menengah ke bawah.
Sementara itu, terkait kehadiran Lucy dalam Pilkada Kota Surabaya, pengajar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Muhammad Khodafi, menuturkan, "Meski petahana (Risma-Wisnu) tangguh, masih ada unsur lain di diri Lucy untuk menarik simpati warga Surabaya dari kelompok marjinal."
Bagi Nita Tjindarbumi, perempuan pelaku usaha kecil di Kebraon, Surabaya, sosok Risma memang tak bisa diremehkan dalam Pilkada Kota Surabaya. Sejumlah prestasi yang telah dia ukir selama lima tahun memimpin Surabaya membuatnya tak hanya dikenal oleh warga kota itu. Namun, juga membuat Risma dikenal oleh masyarakat di luar Surabaya dan memperoleh banyak penghargaan atas prestasinya. Akan tetapi, Lucy dipandang juga mempunyai kelebihan di bidang diplomasi.
Terlepas dari itu semua, kemunculan sejumlah kandidat perempuan dalam pilkada mendatang menunjukkan bahwa peran perempuan dalam politik tak dapat lagi dipandang sebelah mata. Apalagi, sejarah telah menunjukkan, banyak perempuan yang mengukir prestasi di dunia politik dan kepemimpinan Indonesia. (PIN/ETA)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 20 November 2015, di halaman 5 dengan judul "Saat Perempuan Ikut Pilkada".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.