“Saya mau ketemu langsung dengan Suku Anak Dalam, karena sudah beberapa kali saya baca mereka ada kesulitan-kesulitan, baik makanan maupun pemukiman,” ujar Presiden seperti dilansir Tim Komunikais Presiden, Jumat. (Baca: Orang Rimba Terdesak Sawit )
Suku Anak Dalam memiliki kebiasaan untuk tinggal berpindah-pindah. Maka dari itu, Presiden sempat bertanya kepada Suku Anak Dalam yang tinggal di tenda-tenda di kebun sawit, apakah mau tinggal di rumah dan tidak nomaden lagi.
Mereka, kata Presiden, menjawab mau, tapi dengan syarat rumahnya memiliki jarak yang agak jauh dan memiliki lahan. “Sudah nanti disiapkan, Bu Menhut sudah nyiapkan, Pak Bupati, Pak Gubernur. Nanti yang mengenai rumahnya diurus Mensos,” kata Jokowi.
Setelah melihat kondisi 15 rumah Suku Anak Dalam yang dulu dibangun pemerintah, Presiden mengatakan bahwa Pemerintah harus memberikan perhatian karena lingkungan yang telah lama mereka tinggali telah berubah menjadi lahan sawit. Sebelumnya, suku anak dalam terbiasa hidup di hutan-hutan rimba Sumatera namun dengan semakin luasnya hutan yang ditebang untuk perkebunan sawit, membuat mereka harus "mengalah".
Untuk membuat hunian tetap bagi suku anak dalam agar tidak lagi tinggal di perkebunan sawit, Jokowi meminta agar aparat di bawahnya bisa pula memperhatikan fasilitas pendukung seperi sumur. Dia juga menjanjikan adanya listrik yang sempat terputus hingga sumber pendapatan bagi suku anak dalam. (Baca: Jokowi Kunjungi Suku Anak Dalam di Jambi )
“Ini yang perlu dikelola lagi sehingga mereka mempunyai rumah tetap, tidak nomaden, lalu sumber pendapatan mereka harus dipikirkan, pendidikan juga harus ada yang mengajar anak-anak Suku Anak Dalam,” kata dia. (Baca: Puluhan Warga Suku Anak Dalam Mengemis di Ogan Ilir )