Sejauh ini upaya penguatan kebinekaan masih lebih merupakan jargon daripada kenyataan. Kebinekaan semestinya dipahami sebagai ”bineka tunggal ika”, dan harus dipandang secara integratif dengan UUD 1945, Pancasila, dan NKRI. Keempat prinsip dasar itu merupakan faktor pemersatu dalam kehidupan berbangsa-bernegara. Karena itu, peneguhan kebinekaan harus simultan dengan penguatan keikaan dan sekaligus dengan ketiga faktor pemersatu lainnya.
Mempertimbangkan pencapaian pemerintahan Jokowi-Kalla setahun ini, yang masih jauh dari harapan, masa empat tahun ke depan masih tetap merupakan periode penuh tantangan. Pada saat yang sama peluang besar untuk kinerja lebih tetap pula terbuka.
Berhasil diatasi atau tidaknya tantangan itu banyak bergantung pada Presiden sendiri. Secara internal pemerintahan, Presiden perlu membuat kabinet lebih kompak dan tertib. Para menteri semestinya berorientasi semata pada pencapaian kinerja daripada berpolemik sesama anggota kabinet di depan publik. Jika tidak, agaknya tidak banyak kemajuan yang bisa diharapkan publik ke depan.
Azyumardi Azra
Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; Penerima MIPI Award 2014 dari Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 20 Oktober 2015, di halaman 15 dengan judul "Setahun Nawacita Politik".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.