JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, kondisi kabut asap dampak dari kebakaran lahan dan hutan di Sumatera dan Kalimantan semakin parah. Jumlah titik api meningkat berdasarkan laporan yang diterima.
"Hari ini memburuk lagi. Jumlah titik api mencapai 1.005 titik pada 16 Oktober 2015 pukul 07.00 WIB," kata Luhut saat kegiatan coffee morning dengan pimpinan DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (16/10/2015).
Seperti di Sumatera Selatan, kata Luhut, jumlah titik api meningkat karena lahan gambut yang kering. Ketika terjadi bencana El nino seperti saat ini, lahan gambut semakin kering. (Baca: PM Najib: Presiden Jokowi Malu gara-gara Asap)
"Nah, sekarang itu di-convert, kering. Ditambah El Nino, sehingga dampaknya luar biasa."
Ia mengatakan, upaya pemadaman dengan menggunakan bom air yang dijatuhkan dari pesawat terbang sudah dilakukan. Titik api yang ada memang sempat berkurang. Namun, kemarin titik api itu timbul lagi karena keringnya lahan gambut yang terbakar. (Baca: Sejumlah Anggota DPR Usul Bentuk Pansus Tangani Kabut Asap)
"Sekarang ada dua pesawat baru bantuan dari Rusia yang mengangkut 12 ton air yang dicampur chemical," ujarnya.
Luhut mengaku optimistis jumlah titik api akan berkurang sehingga bencana kabut asap akan berakhir. Namun, ia belum bisa memprediksi kapan bencana itu akan berakhir.
"Bahwa bisa berkurang, yes, tetapi naik lagi, lalu turun lagi. Ini memang bisa berkurang, tetapi tidak bisa dalam kurun waktu dua minggu seperti yang saya katakan lima hari lalu," ujarnya.
Selain Luhut, hadir dalam kegiatan itu Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Ketua DPR Setya Novanto, dan Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan. (Baca: DPR Tuntut Kabut Asap Dijadikan Bencana Nasional)
Kemudian, ada pula Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq serta dua Wakil Ketua Komisi I Tantowi Yahya dan Hanafi Rais, Ketua Komisi II Rambe Kamarulzaman, Wakil Ketua Komisi III Benny K Harman, dan Wakil Ketua Komisi IV Herman Khaeron.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.