Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kinerja Lamban, Fadli Zon Nilai karena Banyak RUU yang Perlu Kajian Mendalam

Kompas.com - 02/10/2015, 23:19 WIB
Dylan Aprialdo Rachman

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Ketua DPR, Fadli Zon menjamin DPR akan mempercepat dan meningkatkan kinerja dalam bidang legislasi. Fadli mengakui kinerja DPR pada tahun pertama cenderung kurang produktif. Politisi Partai Gerindra tersebut mengakui bahwa saat ini DPR baru menyelesaikan 3 RUU dari 39 RUU dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2015.

"Ya jadi memang kami harus juga instropeksi, tentu ada kelemahan. Tapi kami sudah melakukan banyak sekali tugas dan kegiatan sesuai dengan apa yang diamanatkan oleh undang-undang," ujar Fadli saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (2/10/2015).

Menurut Fadli, lambannya kinerja DPR dalam bidang legislasi disebabkan banyaknya RUU yang perlu dikaji secara mendalam dan dibahas bersama dengan Pemerintahan Jokowi-JK agar RUU yang disahkan nantinya bisa berjalan sesuai dengan harapan masyarakat.

"Di dalam pembuatan undang-undang ini tidak hanya tugas DPR karena ada juga usul pemerintah 12 RUU yang baru diajukan 4, dari DPR sendiri ada 26 RUU dan 1 RUU dari DPD. dan dalam pembuatan undang-undang itu DPR tidak bisa berdiri sendiri," katanya.

Selain itu, kata dia, lambannya kinerja legislasi dikarenakan adanya perubahan prosedur dalam pembahasan RUU. Fadli menuturkan, peran legislasi sekarang berada di tangan setiap komisi-komisi yang ada di DPR dan setiap pembahasan RUU harus dikoordinasikan dengan Badan Legislasi.

"Sekarang setiap anggota melalui masing-masing komisi itu bisa melakukan kegiatan legislasi membuat undang-undang atau merevisinya. Jadi pembahasan dan penyusunan ada di komisi-komisi baru diharmonisasi di Baleg," ujarnya.

Fadli menambahkan, lambannya pembahasan RUU dalam Prolegnas Prioritas 2015 juga disebabkan oleh dinamika politik yang terjadi di DPR, khususnya perdebatan antar anggota setiap fraksi dari partai politik yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih maupun Koalisi Indonesia Hebat. (Baca: Kinerja Legislatif “Kedodoran”, Pimpinan Baleg Salahkan Konflik KMP-KIH)

"Ya saya kira ini wajarlah dalam dinamika politik. Tapi memang membuat keterlambatan dalam Prolegnas. Kita percepat nanti, kita minta Baleg untuk memberikan update sejauh mana prolegnas pembahasannya agar bisa disampaikan kepada publik," kata dia.

Fadli juga mengingatkan tidak semua RUU yang ada dalam Prolegnas Prioritas akan disahkan secara keseluruhan. Hal tersebut dilakukan karena DPR hanya mengesahkan RUU yang dinilai sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Meskipun demikian, Fadli menilai kinerja DPR sudah berjalan dengan baik dalam bidang pengawasan, budgeting, representasi serta diplomasi.

Seperti yang telah diketahui, dalam laporan kinerja DPR 1 Oktober 2014-13 Agustus 2015, disebutkan tiga RUU dalam prolegnas prioritas yang sudah dirampungkan, yakni:

1. RUU tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (Rampung pada 5 Desember 2014)

2. RUU tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan PERPPU Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi UU (Rampung pada 17 Februari 2015)

3. RUU tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menjadi UU (Rampung pada 17 Februari 2015)

Terlebih lagi, 3 RUU yang sudah dirampungkan ini semuanya berkaitan dengan kepentingan partai politik. (Baca: Kata Setya Novanto, DPR Sudah Kerja Keras dan Berkorban Selama 1 Tahun)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com