JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPR Setya Novanto menceritakan hasil perjalanannya ke Mekkah, Arab Saudi, untuk menjalankan ibadah haji atas undangan Arab Saudi, termasuk pengalamannya mengunjungi WNI korban musibah di Mina.
Sebagai tamu undangan dari Kerajaan Arab Saudi, Novanto bersama rombongan mengaku mendapatkan pengawalan ketat dari protokoler dan harus beraktivitas sesuai jadwal yang sudah ditentukan.
Namun, saat mengetahui musibah di Mina yang membuat ratusan anggota jemaah haji tewas terinjak-injak, Novanto dan rombongan nekat menerobos pengawalan untuk meninjau kondisi jemaah haji asal Indonesia. (Baca: 11 Jenazah Teridentifikasi, Jumlah WNI Korban Tewas di Mina Jadi 57 Orang)
"Saya sebagai Ketua DPR betul-betul kita enggak bisa makan, enggak bisa tidur, saat mengetahui musibah itu. Kita langsung mencari bagaimana caranya menerobos pengawalan," kata Novanto dalam jumpa pers di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/9/2015).
Hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini, dan Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen Nurhayati Ali Assegaf. Hadir pula Ketua Timwas Haji DPR Fahri Hamzah. (Baca: Fahri Hamzah: Wibawa Komunikasi Indonesia Rendah di Mata Arab Saudi)
Akhirnya, lanjut Novanto, Jazuli yang fasih berbahasa Arab meminta izin kepada pengawal bahwa mereka akan mencari makan di luar. Mereka beralasan sudah bosan dengan makanan yang disediakan Kerajaan Arab Saudi.
Lalu, di Rumah Sakit Emergency Mina, mereka sempat tidak dibolehkan masuk. Mereka mengaku sudah menunjukkan emblem Kerajaan Saudi kepada petugas, tetapi tetap tak diizinkan. (Baca: Dubes Arab Saudi: Investigasi Mina Tidak Libatkan Negara Lain)
"Akhirnya saat ada mobil yang lewat, kami menyelinap di sampingnya," aku politisi Partai Golkar ini.
Di rumah sakit, mereka melihat korban luka-luka, termasuk jemaah dari Indonesia. Namun, tidak terlihat ada petugas Kementerian Agama. Mereka juga mengalami kesulitan saat hendak menghubungi petugas Kementerian Agama dan petugas daerah kerja.
"Kami menunggu di sana sampai delapan jam. Pak Fadli yang mencarikan makanan untuk mereka," kata Novanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.