Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pimpinan MKD Curiga Sekjen DPR Dipengaruhi Setya dan Fadli

Kompas.com - 18/09/2015, 13:56 WIB
Ihsanuddin

Penulis

arJAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan Junimart Girsang mencurigai, Sekjen DPR Winantuningtyastiti telah dipengaruhi oleh Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon saat memberikan keterangan terkait dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan keduanya saat menghadiri kampanye bakal calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Winantuningtyastiti sempat tak hadir saat dipanggil oleh MKD pada Rabu (16/9/2015) lalu dengan alasan harus izin terlebih dahulu kepada pimpinan DPR.

"Ada dugaan bagi saya, kesekjenan bisa dipengaruhi pimpinan DPR, bisa menghilangkan barang bukti," kata Junimart di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (18/9/2015).

Junimart mengakui, dalam Undang-Undang MPR, DPR, DPD, dan DPRD memang disebutkan bahwa Sekjen DPR bertanggung jawab kepada pimpinan Dewan. Namun, dalam kasus pelanggaran kode etik ini, menurut dia, aturan tersebut tak bisa diterapkan. Sebab, MKD adalah lembaga yang independen, tidak berada di bawah kesekjenan ataupun Pimpinan DPR.

"Kita mau konfirmasi saja mengenai dokumen perjalanan ke AS yang kita dapat dari Kesetjenan. Masa begitu saja sulit. Apa sih yang disembunyikan?" ujar Junimart.

Junimart mengatakan, jika sulit dalam memanggil orang-orang yang akan dimintai keterangan, MKD bisa saja menggunakan cara-cara represif bekerja sama dengan kepolisian. Namun, dalam pemanggilan Sekjen DPR ini, cara tersebut tidak dilakukan. MKD memilih untuk mendatangi kantor Winantuningtyastiti agar bisa meminta keterangannya tanpa harus izin terlebih dulu dari pimpinan DPR. Namun, Junimart keberatan dengan upaya "jemput bola" itu dan tak ikut memintai keterangan dari Sekjen DPR.

Sebelumnya, Ketua MKD Surahman Hidayat merasa tidak masalah jika MKD yang mendatangi kantor Sekjen DPR. Sebab, Sekjen DPR saat ini masih berstatus sebagai pemberi informasi, bukan sebagai saksi. Dalam kasus-kasus lainnya, MKD juga kerap mendatangi sumber informasi mereka.

"Kalau statusnya sebagai saksi (harus) dipanggil ke sini (ke ruang sidang MKD), tetapi ini sebagai sumber informasi," kata Surahman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

Nasional
Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Nasional
Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Nasional
Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat 'Geo Crybernetic'

Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat "Geo Crybernetic"

Nasional
Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

Nasional
Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

Nasional
PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

Nasional
SYL Klaim Tak Pernah 'Cawe-cawe' soal Teknis Perjalanan Dinas

SYL Klaim Tak Pernah "Cawe-cawe" soal Teknis Perjalanan Dinas

Nasional
Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Nasional
Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Nasional
Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Nasional
Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Nasional
Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com