Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tugas Berat Menanti PDI-P

Kompas.com - 14/04/2015, 15:00 WIB

Selain tugas berat meyakinkan hati rakyat bahwa PDI-P betul-betul berkomitmen anti korupsi, dalam relasinya dengan pemerintahan yang dipimpin Joko Widodo, publik juga masih menantikan PDI-P berlaku selayaknya partai pemerintah.

Saat pembukaan kongres, ketika Megawati dan Jokowi bertemu, bahasa tubuh keduanya tidak lagi menunjukkan ada permasalahan mengganjal. Mereka sering terlihat berbincang akrab.

Ini tidak seperti saat pembukaan Musyawarah Nasional Ke-2 Partai Hanura, pertengahan Februari lalu, ketika kedua- nya tidak harmonis sebagai dampak pencalonan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai Kepala Polri. Selama hampir tiga jam acara berlangsung, hanya sekali mereka terlihat berbicara. Di pengujung kongres, PDI-P pun mengeluarkan sikap politik yang meneguhkan posisinya sebagai partai pemerintah.

Apakah semua bisa berjalan mulus hingga akhir kepemimpinan Jokowi tahun 2019? Peneliti LIPI, Ikrar Nusa Bhakti, menilai, jika kader-kader PDI-P tetap melakukan kritik di depan umum, hal itu justru mendistraksi dan mengganggu kinerja pemerintah. "Bukan berarti kritik dilarang, tetapi ada caranya. Kalau mau mengingatkan sebagai partai pengusung, lakukan secara santun dalam forum tertutup, jangan di parlemen atau di media massa," katanya.

Di sisi lain, masih banyak tugas berat menanti PDI-P. Masih ada kaderisasi, persiapan regenerasi, konsolidasi, dan tentu membiasakan diri dengan budaya partai pemerintah. Menyelesaikan setiap tugas berat itu bukan perkara mudah.

* Artikel ini sebelumnya tayang di Harian Kompas edisi Selasa (14/4/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com