JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi senior PDI Perjuangan, Hendrawan Supratikno, mengakui, tidak semua partai politik pendukung pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla turut memberi masukan terkait pemilihan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai calon kepala Polri.
"Yang memberikan masukan, ya PDI-P, lalu Nasdem," kata Hendrawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (29/1/2015) siang.
Adapun partai lain pendukung Jokowi-JK, seperti Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Hanura, serta Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, tidak ikut memberikan masukan. (Baca: PDI-P Anggap Wajar Parpol Ikut Campur soal Budi Gunawan)
Hendrawan mengungkapkan, PDI-P dan Nasdem awalnya memberikan beberapa nama calon kepala Polri. Dia tidak mau menyebutkan siapa saja mereka. Namun, pada akhirnya diputuskan bahwa ajudan pada masa Presiden Megawati Soekarnoputri tersebut adalah orang yang tepat.
"Budi Gunawan top secara track record-nya. Dia sudah menjabat Kepala Lembaga Pendidikan Polri," ujar Hendrawan. (Baca: #RakyatDukungJokowi Ramai di Twitter, "Meme" Tolak Budi Gunawan Beredar)
Setelah Budi Gunawan ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK, menurut Hendrawan, PDI-P tetap mendukung Jokowi melantik Budi. Alasannya, jika tidak melakukan pelantikan, Jokowi justru akan melanggar undang-undang.
Sebelumnya, Ketua Tim Independen, Syafii Maarif, membuka fakta di balik pencalonan Budi Gunawan (BG) sebagai kepala Polri. Menurut dia, Jokowi tidak pernah mengajukan inisiatif nama mantan Budi. (Baca: Ketua Tim Independen: Pencalonan Budi Gunawan Bukan Inisiatif Jokowi)
"Jujur, itu sebetulnya pengajuan BG bukan inisiatif Presiden," kata Syafii seusai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Rabu (28/1/2015).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.