Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pencarian AirAsia QZ8501 ...

Kompas.com - 19/01/2015, 07:03 WIB

"Side scan sonar" dan "multi beam echo sounder" digunakan untuk mendapatkan citra dasar laut termasuk adanya anomali yang tidak wajar dan objek yang diduga tidak alami.

"Magneto meter" digunakan untuk mendeteksi logam yang ada di dasar laut dan "pinger locater" akan mengirimkan sinyal ke kotak hitam pesawat yang kemudian dibalas sehingga lokasinya bisa diketahui.

"BPPT juga menerjunkan Kapal Riset (KR) Baruna Jaya I untuk mencari korban dan badan pesawat," ujarnya.

Ditjen Perhubungan Laut pun mengerahkan beberapa kapal seperti KN Jadayat dan KN Andromeda dari Direktorat Kenavigasian dan KN Trisula dari Kesatuan Pengamanan Laut dan Pantai (KPLP).

"Kedua kapal membawa perlengkapan untuk mencari badan pesawat seperti 'side scan sonar', 'multi beam echo sounder' dan 'pinger locater'," tuturnya.

KN Jadayat juga dilengkapi dengan pelampung suar untuk menandai lokasi bangkai pesawat apabila sudah ditemukan. Sedangkan KN Andromeda dilengkapi "crane" untuk mengangkat bangkai pesawat dari dasar laut.

Sementara itu, Jepang mengerahkan dua kapal di bawah komando Divisi Keenam Pasukan Bela Diri Laut Jepang (JMSDF), JS Ohnami dan JS Takanami, ke wilayah perairan Selat Karimata untuk membantu proses pencarian dan evakuasi kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501.

"Kedua kapal berada pada jarak 140 kilometer Barat Daya Pangkalan Bun," kata Komandan Divisi Keenam JMSDF Kapten Tsutomu Okawa.

Okawa mengatakan perubahan cuaca yang sangat cepat di wilayah pencarian merupakan salah satu kendala. Meskipun kedua kapal didesain untuk menghadapi ombak tinggi, tetapi cuaca yang tidak mendukung akan menyulitkan proses evakuasi bila ditemukan puing atau jenazah.

"Bila ada puing atau jenazah, maka kami akan menurunkan kapal kecil untuk melakukan evakuasi. Kapal kecil itu tidak bisa menghadapi gelombang tinggi," tuturnya.

Aktivitas pelabuhan

Sementara itu, General Manager PT Pelindo III Cabang Kumai Budi Setiyono mengatakan, tidak ada gangguan pasokan logistik bagi Kotawaringin Barat dan sekitarnya ketika ada kesibukan proses evakuasi AirAsia. Pasalnya, kapal kargo yang menuju Pelabuhan Panglima Utar Kumai dialihkan ke Pelabuhan Tanjung Kalap Bumiharjo.

"Kapal-kapal kargo yang membawa pasokan logistik dialihkan ke Bumiharjo yang berjarak 15 mil dari Kumai. Jadi Pelabuhan Kumai hanya untuk penumpang meskipun ada proses evakuasi pesawat AirAsia," kata Budi Setiyono.

Budi mengatakan aktivitas pelayaran kapal penumpang dari Pelabuhan Panglima Utar Kumai masih sesuai dengan jadwal meskipun ada penundaan karena cuaca buruk.

Menurut Budi, penundaan jadwal akibat cuaca buruk sudah biasa bagi penumpang sehingga mereka sabar menunggu. Dalam keadaan normal, setiap kapal yang bersandar atau berlayar dari Pelabuhan Panglima Utar bisa membawa 400 orang hingga 700 penumpang.

"Ada dua agen yang melayani penumpang di Pelabuhan Panglima Utar dengan enam hingga tujuh kapal. Rute yang dilayani dari dan ke Semarang, Surabaya dan Jakarta. Paling banyak menuju Semarang dan Surabaya," tuturnya.

Namun, Dayat (35), tenaga bongkar muat di Pelabuhan Panglima Utar, mengatakan pada saat proses evakuasi AirAsia dia dan teman-temannya tidak bisa bekerja dan mencari nafkah untuk keluarga.

"Sejak ada kecelakaan pesawat, tidak ada aktivitas bongkar muat di pelabuhan. Memang itu musibah, sehingga kami tidak bisa menyalahkan," kata Dayat.

Dayat mengatakan, terdapat 300 tenaga bongkar muat yang biasanya bekerja di Pelabuhan Panglima Utar. Mereka terbagi menjadi 12 kelompok, dengan masing-masing kelompok terdiri atas 25 orang.

Setiap ada kapal merapat yang perlu bongkar muat, kelompok-kelompok tenaga bongkar muat itu bekerja bergantian. Bila tidak sedang bekerja di pelabuhan, Dayat mencari rezeki dengan menjadi tukang ojek. (Dewanto Samodro)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Akan Cek dan Mitigasi Dugaan Data INAFIS Diperjualbelikan di 'Dark Web'

Polri Akan Cek dan Mitigasi Dugaan Data INAFIS Diperjualbelikan di "Dark Web"

Nasional
Ingin Duetkan Kaesang dengan Zita Anjani, PAN: Sudah Komunikasi

Ingin Duetkan Kaesang dengan Zita Anjani, PAN: Sudah Komunikasi

Nasional
Ada Tiga Anak Yusril, Ini Susunan Lengkap Kepengurusan Baru PBB

Ada Tiga Anak Yusril, Ini Susunan Lengkap Kepengurusan Baru PBB

Nasional
Polri Usut Dugaan Pidana Terkait Serangan 'Ransomware' di PDN

Polri Usut Dugaan Pidana Terkait Serangan "Ransomware" di PDN

Nasional
Siap Kembalikan Uang, SYL: Tetapi Berapa? Masa Saya Tanggung Seluruhnya...

Siap Kembalikan Uang, SYL: Tetapi Berapa? Masa Saya Tanggung Seluruhnya...

Nasional
Heru Budi: Rusunawa Marunda Bakal Dibangun Ulang, Minimal 2 Tower Selesai 2025

Heru Budi: Rusunawa Marunda Bakal Dibangun Ulang, Minimal 2 Tower Selesai 2025

Nasional
Pusat Data Nasional Diretas, Pengamat Sebut Kemekominfo-BSSN Harus Dipimpin Orang Kompeten

Pusat Data Nasional Diretas, Pengamat Sebut Kemekominfo-BSSN Harus Dipimpin Orang Kompeten

Nasional
SYL Mengaku Menteri Paling Miskin, Rumah Cuma BTN Saat Jadi Gubernur

SYL Mengaku Menteri Paling Miskin, Rumah Cuma BTN Saat Jadi Gubernur

Nasional
Uang dalam Rekening Terkait Judi Online Akan Masuk Kas Negara, Polri: Masih Dikoordinasikan

Uang dalam Rekening Terkait Judi Online Akan Masuk Kas Negara, Polri: Masih Dikoordinasikan

Nasional
Anak-anak Yusril Jadi Waketum, Bendahara, dan Ketua Bidang di PBB

Anak-anak Yusril Jadi Waketum, Bendahara, dan Ketua Bidang di PBB

Nasional
Satgas Judi Online Gelar Rapat Koordinasi Bareng Ormas Keagamaan

Satgas Judi Online Gelar Rapat Koordinasi Bareng Ormas Keagamaan

Nasional
MUI Dorong Satgas Pemberantasan Judi Online Bekerja Optimal

MUI Dorong Satgas Pemberantasan Judi Online Bekerja Optimal

Nasional
Saat SYL Singgung Jokowi Pernah Jadi Bawahannya di APPSI...

Saat SYL Singgung Jokowi Pernah Jadi Bawahannya di APPSI...

Nasional
MUI Apresiasi Rencana Kemenag Edukasi Calon Pengantin Terkait Bahaya Judi Online

MUI Apresiasi Rencana Kemenag Edukasi Calon Pengantin Terkait Bahaya Judi Online

Nasional
Pengadilan Tipikor Bakal Adili Lagi Perkara Hakim MA Gazalba Saleh

Pengadilan Tipikor Bakal Adili Lagi Perkara Hakim MA Gazalba Saleh

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com