Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi Gerindra Minta Jokowi "Blusukan" ke Barak Tentara dan Polisi

Kompas.com - 21/11/2014, 11:05 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Gerindra Martin Hutabarat menyarankan Presiden Joko Widodo melakukan blusukan ke jajaran TNI-Polri di lapangan untuk mengetahui masalah dan mencari solusi dari pertikaian yang kerap terjadi antara tentara dan polisi.

Menurut Martin, permasalahan ini menjadi tantangan bagi Jokowi untuk menyelesaikan masalah yang telah terjadi sejak pemerintahan sebelumnya.

"Perlu diuji kepemimpinan Jokowi sebagai Presiden. Coba blusukan ke barak tentara dan polisi, sekali-sekali coba datang supaya tahu persoalan di benak anggota TNI-Polri," kata Martin, di Kompleks Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (21/11/2014).

Martin menjelaskan, inilah saat utuk Jokowi membuktikan bahwa dirinya mampu menyelesaikan masalah yang berulang kali terjadi. Ia menganggap konflik tersebut sebagai imbas dari pemisahan TNI dengan Polri.

Anggota Dewan Pembina DPP Partai Gerindra ini melanjutkan, Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono terbukti belum mampu menyelesaikan masalah tersebut meski memiliki latar belakang jenderal TNI dan 10 tahun menjadi presiden.

TRIBUNNEWS/HERUDIN Politisi Partai Gerindra, Martin Hutabarat menjadi nara sumber pada diskusi di Jakarta Pusat, Kamis (23/10/2014). Diskusi ini membahas sosok pimpinan KPK yang ideal versi parlemen.


Martin khawatir, permasalahan ini dapat meluas jika tak segera diselesaikan dengan solusi yang paling tepat.

"Kalau tidak diselesaikan akar masalahnya, ini bisa jadi terulang terus, eskalasinya bisa meluas dan berpotensi mengganggu stabilitas keamanan nasional," ujarnya.

Martin meragukan jika pertikaian antara oknum anggota TNI-Polri sengaja diciptakan untuk mengalihkan perhatian publik pada kenaikan harga BBM. Pasalnya, pertikaian telah terjadi sejak lama dan sangat mudah kembali meletup hanya dengan alasan sepele.

"Telalu jauh kalau ini disebut pengalihan isu karena sudah terjadi sejak sebelumnya. Makanya, tidak salah kalau Jokowi blusukan ke barak untuk tahu akar persoalan dan menyelesaikannya," ungkap Martin.

Sebelumnya, terjadi bentrokan antara anggota Batalyon Infanteri 134/Tuah Sakti dan anggota Brimob Polda Kepulauan Riau pada Rabu hingga Kamis dini hari.

Dalam laporan yang diterima Presiden, insiden tersebut tidak terlepas dari ketidakpuasan atas penanganan kejadian bentrokan pada September lalu. Kejadian kali ini dipicu saling pandang dan cekcok antara prajurit TNI dan polisi, yang kemudian berkembang menjadi penyerangan oleh prajurit TNI ke Markas Brimob Polda Kepulauan Riau.

Dalam baku tembak itu, seorang anggota Yonif 134/Tuah Sakti, Prajurit Kepala JK Marpaung, tewas. Warga sipil bernama Kamdani juga tertembak di paha kanan.

Di Binjai, Sumatera Utara, Brigadir Beni Sihombing, anggota Gegana Kompi A Brimob Medan, tewas ditikam saat duduk di sebuah warung tuak, Kamis (20/11/2014) malam. Pelaku diduga anggota TNI. (Baca: TNI: Pembunuh Anggota Brimob di Binjai Belum Pasti Tentara)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com