JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Gerindra Martin Hutabarat menyarankan Presiden Joko Widodo melakukan blusukan ke jajaran TNI-Polri di lapangan untuk mengetahui masalah dan mencari solusi dari pertikaian yang kerap terjadi antara tentara dan polisi.
Menurut Martin, permasalahan ini menjadi tantangan bagi Jokowi untuk menyelesaikan masalah yang telah terjadi sejak pemerintahan sebelumnya.
"Perlu diuji kepemimpinan Jokowi sebagai Presiden. Coba blusukan ke barak tentara dan polisi, sekali-sekali coba datang supaya tahu persoalan di benak anggota TNI-Polri," kata Martin, di Kompleks Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (21/11/2014).
Martin menjelaskan, inilah saat utuk Jokowi membuktikan bahwa dirinya mampu menyelesaikan masalah yang berulang kali terjadi. Ia menganggap konflik tersebut sebagai imbas dari pemisahan TNI dengan Polri.
Anggota Dewan Pembina DPP Partai Gerindra ini melanjutkan, Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono terbukti belum mampu menyelesaikan masalah tersebut meski memiliki latar belakang jenderal TNI dan 10 tahun menjadi presiden.
Martin khawatir, permasalahan ini dapat meluas jika tak segera diselesaikan dengan solusi yang paling tepat.
"Kalau tidak diselesaikan akar masalahnya, ini bisa jadi terulang terus, eskalasinya bisa meluas dan berpotensi mengganggu stabilitas keamanan nasional," ujarnya.
Martin meragukan jika pertikaian antara oknum anggota TNI-Polri sengaja diciptakan untuk mengalihkan perhatian publik pada kenaikan harga BBM. Pasalnya, pertikaian telah terjadi sejak lama dan sangat mudah kembali meletup hanya dengan alasan sepele.
"Telalu jauh kalau ini disebut pengalihan isu karena sudah terjadi sejak sebelumnya. Makanya, tidak salah kalau Jokowi blusukan ke barak untuk tahu akar persoalan dan menyelesaikannya," ungkap Martin.
Sebelumnya, terjadi bentrokan antara anggota Batalyon Infanteri 134/Tuah Sakti dan anggota Brimob Polda Kepulauan Riau pada Rabu hingga Kamis dini hari.
Dalam laporan yang diterima Presiden, insiden tersebut tidak terlepas dari ketidakpuasan atas penanganan kejadian bentrokan pada September lalu. Kejadian kali ini dipicu saling pandang dan cekcok antara prajurit TNI dan polisi, yang kemudian berkembang menjadi penyerangan oleh prajurit TNI ke Markas Brimob Polda Kepulauan Riau.
Dalam baku tembak itu, seorang anggota Yonif 134/Tuah Sakti, Prajurit Kepala JK Marpaung, tewas. Warga sipil bernama Kamdani juga tertembak di paha kanan.
Di Binjai, Sumatera Utara, Brigadir Beni Sihombing, anggota Gegana Kompi A Brimob Medan, tewas ditikam saat duduk di sebuah warung tuak, Kamis (20/11/2014) malam. Pelaku diduga anggota TNI. (Baca: TNI: Pembunuh Anggota Brimob di Binjai Belum Pasti Tentara)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.