JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo hingga kini belum memutuskan mengenai siapa yang menjadi jaksa agung baru. Namun, ada kriteria yang diinginkan Jokowi bagi sosok pemimpin kejaksaan mendatang.
Menurut Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Presiden Jokowi ingin jaksa agung mendatang tidak ragu dalam menyelesaikan perkara, khususnya kasus korupsi.
"Presiden ingin jaksa agung yang tidak punya perasaan, tidak punya ewuh pakewuh. Sikat, ya sikat kalau salah," kata Tjahjo saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Kabinet Kerja di kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Selasa (4/11/2014).
Hal yang sama, kata Tjahjo, ditujukan pula kepada calon dirjen pajak yang baru. Menurut dia, dirjen pajak juga harus orang yang tegas. Jangan sampai kekayaan negara tergerus karena dirjen pajak justru memberi toleransi kepada para wajib pajak nakal. (Baca: Seperti Apa Jaksa Agung Ideal Menurut JK?)
"Jokowi ingin kepala dirjen pajak dan jaksa agung yang bisa bersinergi dengan KPK," katanya. (Baca: Margarito: Jaksa Agung Sebaiknya dari Non-partai)
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdjiatno mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih mempertimbangkan masukan dari masyarakat mengenai sejumlah nama yang masuk dalam bursa calon jaksa agung.
Menurut Tedjo, Jokowi tidak ingin terburu-buru dalam menentukan jaksa agung pengganti Basrief Arief, yang pensiun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.