Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Akan Bentuk Tim Pengawas Intelijen Negara

Kompas.com - 25/09/2014, 17:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi I DPR akan membentuk Tim Pengawas intelijen Negara yang akan mengawasi para intelijen negara dalam menjalankan tugasnya di lapangan. Demikian dikatakan oleh Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz Siddiq di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis.

"Komisi I DPR RI telah selesai menyusun dan membahas Peraturan DPR RI tentang pembentukan Tim Pengawas intelijen Negara sebagaimana penugasan Badan Musyawarah (Bamus) DPR RI tanggal 11 Oktober 2012 yang menugaskan Komisi I DPR RI untuk menyusun dan membahas Peraturan DPR RI tentang Tim Pengawas intelijen Negara di DPR RI," kata Mahfudz Siddiq di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis.

Anggota Komisi I DPR RI, Tritamtomo mengatakan, pembentukan Tim Pengawas intelijen Negara itu didasarkan pada UU 17 tahun 2011 pasal 43 ayat 2 dan 3 tentang intelijen Negara.

"Rancangan Peraturan DPR RI tentang Tim intelijen Negara dibuat berdasarakan UU 17/2011 pasal 43 ayat 2 dan 3 tentang intelijen Negara yang mengisyaratkan bahwa pengawasan eksternal dapat dilakukan oleh penyelenggara kegiatan intelijen negara dengan melibatkan komisi yang membidangi masalah itu," kata Tritamtomo.

Selain itu, dalam UU MPR, DPR, DPD dan DPRD (MD3) pasal 71, dalam melakukan pengawasan, itu merupakan hak dari DPR untuk melakukan pengawasan dalam UU termasuk untuk APBN dari mitra kerja. Pembentukan Tim Pengawas intelijen Negara oleh DPR RI juga amanat dari UU Komisi Informasi Pusat (KIP).

"Dengan dasar itu, Komisi I DPR RI membuat konsep tentang Tim Pengawas. Ini berlaku 2014-2019," kata mantan Pangdam I Bukit Barisan itu.

Sedang anggota dari Tim Pengawas intelijen Negara DPR terdiri dari masing-masing fraksi yang diwakilkan oleh satu orang anggota fraksinya.

"Nanti masing-masing fraksi menugaskan orang yang dianggap kredible untuk melakukan kegiatan di waktu reses yang sifatnya krusial terhadap dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh intelijen. Misalnya intelijen kan bukan eksekutor, tahu-tahu kita dapat informasi soal sengketa tanah dan aparat intelijen diduga bermain, Tim Pengawas intelijen Negara DPR RI melakukan pengecekan, benar atau tidak," kata politisi PDIP itu.

Disebutkan oleh Tritamtomo menambahkan, pembentukan Tim Pengawas intelijen Negara DPR  adalah untuk menciptakan checks and balances, supaya tidak terjadi penyimpangan di lapangan.

"Rancangan peraturan ini dibuat dan Badan intelijen Negara (BIN) merespon baik, memberikan masukan. Jadi dari BIN sangat terbuka," sebut dia.

Tim Pengawas intelijen DPR, katanya, bila dinamika di lapangan, tim akan datang melihat, mendengar, berinteraksi, mengelar rapat terbatas dan ada yang merasa dirugikan, nanti kemudian tim pengawas ini akan memberikan masukan untuk melakukan selanjutnya internal BIN memberikan masukan guna diambil tindakan internal, koreksi sifatnya. Jadi tidak semena-mena seperti zaman dulu, main tangkap, diambil dulu, proses kemudian. Sekarang tidak bisa," kata Tritamtomo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kaesang Dinilai Unggul di Jateng, PDI-P Andalkan Kekuatan Kolektif

Kaesang Dinilai Unggul di Jateng, PDI-P Andalkan Kekuatan Kolektif

Nasional
Gerindra Usung Andra Soni-Dimyati Natakusumah Maju Pilkada Banten

Gerindra Usung Andra Soni-Dimyati Natakusumah Maju Pilkada Banten

Nasional
KPU: Cagub-Cawagub Usia 30 Tahun, Cabup-Cawabup 25 Tahun Saat Dilantik 1 Januari 2025

KPU: Cagub-Cawagub Usia 30 Tahun, Cabup-Cawabup 25 Tahun Saat Dilantik 1 Januari 2025

Nasional
Operasi Besar di RSPPN PB Soedirman, Prabowo: Saya Dua Kali Kecelakaan Terjun Payung

Operasi Besar di RSPPN PB Soedirman, Prabowo: Saya Dua Kali Kecelakaan Terjun Payung

Nasional
Jokowi Jenguk Prabowo Usai Jalani Operasi Cedera Kaki di RSPPN PB Soedirman

Jokowi Jenguk Prabowo Usai Jalani Operasi Cedera Kaki di RSPPN PB Soedirman

Nasional
Prabowo Jalani Operasi Besar di RSPPN Soedirman Pekan Lalu

Prabowo Jalani Operasi Besar di RSPPN Soedirman Pekan Lalu

Nasional
Disinggung Komunikasi dengan Anies untuk Pilkada Jakarta, Hasto: PDI-P Tidak Kurang Stok Pemimpin

Disinggung Komunikasi dengan Anies untuk Pilkada Jakarta, Hasto: PDI-P Tidak Kurang Stok Pemimpin

Nasional
Survei LSI: Ada Pengaruh Jokowi, yang Membuat Kaesang Unggul di Jateng

Survei LSI: Ada Pengaruh Jokowi, yang Membuat Kaesang Unggul di Jateng

Nasional
Mimi Campervan Girl dan Tim THK Dompet Dhuafa Bagikan Sapi Kurban untuk Warga Ohoidertawun

Mimi Campervan Girl dan Tim THK Dompet Dhuafa Bagikan Sapi Kurban untuk Warga Ohoidertawun

Nasional
Hasto Siap Hadir Jika Dipanggil KPK Lagi Juli Mendatang

Hasto Siap Hadir Jika Dipanggil KPK Lagi Juli Mendatang

Nasional
PDI-P Buka Peluang Kerja Sama Politik dengan PAN, Gerindra dan PKB di Beberapa Provinsi

PDI-P Buka Peluang Kerja Sama Politik dengan PAN, Gerindra dan PKB di Beberapa Provinsi

Nasional
Menkominfo Didesak Mundur soal PDN, Wapres: Hak Prerogatif Presiden

Menkominfo Didesak Mundur soal PDN, Wapres: Hak Prerogatif Presiden

Nasional
PDN Diretas, Wapres: Tidak Terpikirkan Dahulu Ada Peretasan Dahsyat

PDN Diretas, Wapres: Tidak Terpikirkan Dahulu Ada Peretasan Dahsyat

Nasional
Menteri BUMN Cek Kesiapan Jaringan Gas Pertamina di IKN

Menteri BUMN Cek Kesiapan Jaringan Gas Pertamina di IKN

Nasional
Soal Koster Kembali Diusung di Pilkada Bali, Hasto: Megawati di Bali Lakukan Pemetaan

Soal Koster Kembali Diusung di Pilkada Bali, Hasto: Megawati di Bali Lakukan Pemetaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com