Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kartu Indonesia Sehat Terancam Tak Masuk RAPBN 2015, Ini Kata Jokowi

Kompas.com - 15/08/2014, 06:05 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Program-program prioritas yang diusung selama kampanye presiden terpilih Joko Widodo seperti Kartu Indonesia Sehat, terancam tak masuk dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015. Apa kata Jokowi soal ini?

“Kalau enggak bisa (masuk RAPBN 2015) ya nanti di perubahan (RAPBN-P 2015, red) juga bisa,” ujar Jokowi usai menghadiri Hari Pramuka ke-53 di Cibubur, Jakarta, Kamis (14/8/2014). Bila Kartu Indonesia Sehat tak masuk RAPBN 2015 dan APBN 2015 setelah pengesahannya, maka pelaksanaan program itu pun dipastikan akan tertunda.

Padahal, Jokowi pernah menyampaikan ingin langsung tancap gas dengan program-program prioritasnya begitu dilantik menjadi presiden. Ketika ditanya lebih lanjut soal tanggapan atas nota keuangan yang akan disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Jumat (15/8/2014), Jokowi menjawab, "Saya belum tahu isinya apa."

Polemik transisi

Proses transisi pemerintahan Presiden SBY kepada Jokowi mulai memunculkan perdebatgan, tak terkecuali soal penyusunan RAPBN 2015. Penyusunan anggaran tersebut masih dilakukan oleh pemerintahan SBY sekalipun pelaksananya kelak adalah pemerintahan presiden terpilih hasil Pemilu Presiden 2014.

Tim presiden terpilih Jokowi ingin RAPBN 2015 sudah memasukkan program-program prioritas yang diusung Jokowi-Jusuf Kalla. Dua program prioritas yang selalu dikampanyekan pasangan ini adalah Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar.

Menanggapi hal ini, Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Firmanzah mengatakan, Jokowi-JK tak bisa memasukkan program prioritas ke dalam RAPBN 2015 karena penyusunannya sudah dilakukan dari Rencana Kerja Anggaran Kementerian dan Lembaga pada Januari-April 2014. ”Kalau mau dimasukkan sekarang, nanti akan mengulang proses dari awal," ujar dia.

Mantan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tersebut menegaskan pula bahwa pembahasan RAPBN 2015 masih menjadi otoritas pemerintahan SBY bersama DPR periode 2009-2014. Apabila Jokowi-JK ingin memasukkan program prioritasnya, ujar Firmansyah, paling cepat adalah dalam pembahasan RAPBN-P 2015 yang pengajuannya sudah bisa dilakukan pada 2 Januari 2015.

Anggaran

Tak hanya masalah birokrasi pembahasan anggaran, program prioritas Jokowi seperti Kartu Indonesia Sehat juga harus dipastikan tidak bertabrakan dengan alokasi anggaran lain semisal untuk Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, yang sudah terlebih dulu ada.

Penanggung Jawab Perhimpunan Sarjana Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) Kota Pasuruan Agus Widjanarko dalam kolom opini KOMPAS mengungkapkan, Jokowi harus berhati-hati dalam menerapkan Kartu Indonesia Sehat.

Pasalnya, kata Agus, BPJS sudah memiliki dasar hukum kuat dengan adanya Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, dan aturan kementerian terkait. “Sulit membayangkan kalau pengimplementasian KIS adalah dengan menggeser keberadaan BPJS Kesehatan –terlepas dari masih banyaknya kendala dalam pelaksanaannya di lapangan– karena legalitas BPJS Kesehatan sudah jelas dan cukup kuat,” tulis dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com