Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Lembaga Survei Tolak Diaudit, Itu Indikasi Pertama Kebohongan Survei

Kompas.com - 17/07/2014, 16:48 WIB
Fathur Rochman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Komite Pemilih Indonesia, Jeirry Sumampow, mengatakan, jika ada lembaga survei yang menolak untuk diaudit, itu menunjukkan indikasi ada ketidakjujuran dari lembaga survei tersebut. Menurutnya, jika lembaga survei tersebut jujur, seharusnya dia tidak menolak untuk diaudit oleh asosiasi survei di Indonesia.

"Saya kira jika ada lembaga tolak di audit, ini menunjukkan indikasi kebohongan," ujar Jeirry, dalam sebuah diskusi dengan tema "Mengawal Suara Rakyat Pilpres 2014 dari Kecurangan", di Resto Harapa, Jalan Teuku Cik Ditiro No. 31, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (17/7/2014).

Jeirry mengatakan, di dalam audit lembaga survei, yang ditanyakan hanyalah seputar metodologi, dan data yang dipakai dalam melakukan survei. Jika lembaga tersebut benar-benar melakukan survei, maka seharusnya, kata dia, tidak akan sulit untuk menunjukkan data-data tersebut kepada asosiasi lembaga survei yang mengaudit.

"Kan cuma diminta metodologi, dan data-datanya. Bisa saja kesalahannya itu kan dari data yang diperoleh di lapangan," ujar Jeirry.

Sementara itu, pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Indria Samego, yang juga hadir dalam acara tersebut mengatakan, sebuah lembaga survei harus memiliki integritas. Menurut Indria, seorang peneliti bisa saja melakukan kesalahan dalam proses penelitian. Tetapi, kata dia, peneliti tidak boleh melakukan kebohongan dalam penelitiannya.

"Peneliti bisa saja salah. Salah itu manusiawi. Tetapi peneliti tidak boleh bohong," ujar Indria.

Sebelumnya, Perhimpunan survei opini publik Indonesia (Persepi) mengeluarkan Puskaptis dan JSI dari daftar anggotanya. Keduanya dinilai melanggar kode etik karena tidak punya iktikad baik untuk mempertanggungjawabkan kegiatan ilmiah dalam penyelenggaraan hitung cepat Pemilu Presiden 2014.

Keduanya mengklaim telah melakukan hitung cepat pada Pilpres 9 Juli lalu dengan hasil pasangan Prabowo-Hatta unggul. Namun, Puskaptis menolak diaudit. Adapun JSI hadir dalam proses audit, tetapi hanya mengantarkan surat pengunduran diri dari keanggotaan Persepi. Hasil hitung cepat kedua lembaga itu dan dua lembaga survei lainnya yang menjadi dasar kubu Prabowo-Hatta mendeklarasikan sebagai pemenang Pilpres 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com