Pada pukul 17.03, ujar Dhieny, ketua Panitia Pemilu Luar Negeri (PPLN) Hongkong, Sam Aryadi, mengumumkan dan mengingatkan gerbang akan ditutup. "Namun, kami masih melayani para pemilih yang sudah masuk area hingga pukul 17.20," kata dia. Karena itu, TPS baru benar-benar tutup pada pukul 17.30 waktu setempat.
Setelah TPS tutup, semua petugas menyiapkan administrasi laporan. "Saya yakin seyakin-yakinnya bahwa pada pukul 17.03 itu sudah tidak ada antrean di gerbang utama. Semua sudah masuk dalam area dalam," ujar dia. "Posisi duduk saya menghadap ke gerbang selatan."
Namun, tutur Dhieny, saat panitia sedang berbenah, dari arah timur datang sekelompok perempuan yang mengacung-acungkan tangan. "Jumlahnya sekitar 50 sampai 70 orang, mula-mula," kata dia. Semakin lama, lanjut dia, semakin banyak orang yang datang sampai 100 hingga 200-an orang.
"Sungguh kami hanya bisa saling pandang ketika mereka semakin banyak yang datang dari berbagai arah, seperti ada yang menggerakkan," aku Dhieny. "Banyak di antara mereka yang berteriak-teriak sudah terlihat tanda tinta di tangannya."
"Kabar bahwa TPS 13 sempat membuka layanan lagi, saya pastikan itu tidak benar," ujar Dhieny. Saat itu para panitia di TPS 13 kemungkinan sudah mulai menyusun laporan administrasi atau mencocokkan surat suara yang telah terpakai. "Bukan membuka TPS lagi," ujar dia.
Adapun kabar bahwa ada oknum panitia yang mengatakan pemilih bisa masuk lagi ke TPS asalkan memilih pasangan nomor 1, Dhieny mengatakan hal itu sedang menjadi bahan penyelidikan panitia juga. "Yang pasti tidak ada yang membuka TPS kembali saat kami didemo. Tak ada satu pun TPS yang menerima pemilih lagi setelah TPS ditutup," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.