Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/07/2014, 21:18 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Perhimpunan Kebangkitan Suara Indonesia (PKSI) wilayah Lumajang-Jember, Rendi Wasianto membantah belum membayar honor para relawan yang mendukung Hatta Rajasa.

Menurut Rendi, mantan Koordinator PKSI Jember, Roni Nuryahya, telah memberi informasi palsu untuk tujuan tertentu. Rendi menjelaskan, pihaknya tak pernah ingkar untuk membayar honor seluruh relawan yang bekerja menyosialisasikan figur Hatta Rajasa pada masyarakat. Masalah justru terjadi saat Roni bekerja tak sesuai ketentuan dan dituduh membawa kabur uang untuk relawan sebesar Rp 37 juta pada 2012 silam.

"Informasi dari Roni menyenangkan sekaligus menyakitkan. Saya senang karena ternyata dia masih ada, tapi sakit membaca pernyataannya di media yang isinya bohong semua," kata Rendi, kepada Kompas.com, Minggu (6/7/2014) malam.

Ia mengungkapkan, PKSI terbentuk di awal 2012 dan fokus utamanya untuk mengenalkan figur sekaligus menyebarkan visi dan misi kebangsaan Ketua Umum Partai Manat Nasional (PAN) itu pada masyarakat.

Seluruh biaya operasional PKSI di seluruh Indonesia tidak berasal dari Hatta Rajasa, akan tetapi berasal dari donatur dengan latar belakang berbeda yang didominasi oleh kalangan pengusaha.

Saat ini PKSI masih berjalan tapi lebih banyak bergerak di bidang sosial. Setelah PKSI dibentuk, seluruh koordinator diberi pelatihan. Dalam pelatihan itu, kata Rendi, Roni hadir dan diberikan dana Rp 37 juta untuk honor awal sekitar 257 relawan di seluruh Jember.

Angka 257 relawan merupakan angka yang diambil dari laporan Roni. Tapi kemudian Roni tak pernah memberi laporan jelas dan selalu menghindar saat ingin ditemui. "Relawan yang didata Roni ini fiktif semua. Seharusnya door to door, tapi dia malah minta data warga ke Pak RT. Jadi enggak ada sosialisasi ke warga," ujarnya.

Dengan alasan itu, maka posisi Roni sebagai koordinator PKSI wilayah Jember dicopot dan diganti secara sepihak. Lalu semua tugas dilimpahkan pada koordinator yang baru, termasuk distribusi anggaran untuk relawan yang bekerja.

"Saya siap dipertemukan dengan Roni supaya semuanya jelas. Malah enak, saya bisa tagih uang yang dia bawa lari," pungkasnya.

Secara terpisah, Koordinator PKSI Provinsi Jawa Timur, Daud Pradana, juga kecewa dengan pernyataan palsu yang disampaikan Roni. Ia menduga ada motivasi politik untuk mendiskreditkan Hatta yang maju sebagai calon wakil presiden di tahun ini.

"Mungkin sekarang Roni bekerja untuk pihak tertentu. Kalau ada masalah di 2012, kenapa baru sekarang dimunculkan? Saya siap untuk dipertemukan dengan dia," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, Roni Nuryahya menyatakan kekecewaanya pada PKSI. Ia kecewa karena honor yang dijanjikan untuknya dan ratusan relawan lain di Jember, Jawa Timur, tak dibayarkan. “Kami ini menjadi relawan PKSI di bulan Januari- Februari tahun 2012 silam. Kami bertugas untuk melakukan sosialisasi sosok Hatta Rajasa dalam gerakan mendengar amanah rakyat,” kata Roni, Minggu siang.

Di Jember, kata dia, relawan PKSI berjumlah sebanyak 257 orang, dan tersebar di seluruh desa di Kabupaten Jember. Masing- masing relawan bertugas untuk menyosialisasikan Hatta Rajasa dengan target 400 rumah di setiap wilayahnya. Sesuai dengan kontrak kerja, setiap relawan akan diberi honor sebesar Rp 400.000 dan akan dibayar dalam dua tahap.

Tahap pertama honor dibayar Rp 125.000, dan sisanya dibayar setelah ada laporan mengenai pekerjan yang dilakukan. “Kami mendata rumah tangga dengan memberikan profile (Hatta Rajasa), kalender, dan menempelkan stiker di setiap rumah yang sudah kami kunjungi,” ungkap Roni.

Roni mengaku kecewa karena koordinator pusat dan daerah tak pernah menggubris saat ditagih sisa honor yang dijanjikan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

H-1 Debat Perdana Pilpres, Prabowo 'Ngantor' sebagai Menhan, Gibran Blusukan di Jakarta

H-1 Debat Perdana Pilpres, Prabowo "Ngantor" sebagai Menhan, Gibran Blusukan di Jakarta

Nasional
Saat Gibran Beri Buku ke Santri Usai Salat Isya di Ponpes Said Aqil Siradj

Saat Gibran Beri Buku ke Santri Usai Salat Isya di Ponpes Said Aqil Siradj

Nasional
Survei Litbang 'Kompas': Elektabilitas Anies-Muhaimin di Jateng dan DIY Mulai Meningkat

Survei Litbang "Kompas": Elektabilitas Anies-Muhaimin di Jateng dan DIY Mulai Meningkat

Nasional
ICW Minta KY Awasi Praperadilan Firli Bahuri dan Eks Wamenkumham

ICW Minta KY Awasi Praperadilan Firli Bahuri dan Eks Wamenkumham

Nasional
PDI-P Bakal Sowan Lagi ke Abuya Muhtadi Usai Ditemui TKN Prabowo-Gibran

PDI-P Bakal Sowan Lagi ke Abuya Muhtadi Usai Ditemui TKN Prabowo-Gibran

Nasional
Komnas HAM Klaim Sudah Pantau Kondisi Pengungsi Rohingya di Aceh

Komnas HAM Klaim Sudah Pantau Kondisi Pengungsi Rohingya di Aceh

Nasional
Survei Litbang 'Kompas': Jawa Tengah Satu-satunya Benteng Ganjar-Mahfud yang Belum Goyah

Survei Litbang "Kompas": Jawa Tengah Satu-satunya Benteng Ganjar-Mahfud yang Belum Goyah

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Eks Wamenkumham Eddy Hiariej Lawan KPK Digelar Senin Ini

Sidang Perdana Praperadilan Eks Wamenkumham Eddy Hiariej Lawan KPK Digelar Senin Ini

Nasional
Survei Litbang “Kompas”: Prabowo-Gibran Kuasai Pulau Jawa, Bali, hingga Papua

Survei Litbang “Kompas”: Prabowo-Gibran Kuasai Pulau Jawa, Bali, hingga Papua

Nasional
Ketum Gelora Yakin Debat Capres-Cawapres Tak Berdampak Besar ke Elektabilitas

Ketum Gelora Yakin Debat Capres-Cawapres Tak Berdampak Besar ke Elektabilitas

Nasional
Kemenhan dan TKN Sebut Prabowo Pakai Helikopter TNI AU di Sumbar sebagai Menhan

Kemenhan dan TKN Sebut Prabowo Pakai Helikopter TNI AU di Sumbar sebagai Menhan

Nasional
Senin Ini, Rafael Alun Jalani Sidang Tuntutan Kasus Gratifikasi dan TPPU

Senin Ini, Rafael Alun Jalani Sidang Tuntutan Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Jelang Debat Capres-Cawapres, Anis Matta: Jangan Remehkan Gibran

Jelang Debat Capres-Cawapres, Anis Matta: Jangan Remehkan Gibran

Nasional
H-1 Debat Perdana, Ganjar Luncurkan Toko 'Merchandise' Kampanye dan Dialog Bareng Pengusaha

H-1 Debat Perdana, Ganjar Luncurkan Toko "Merchandise" Kampanye dan Dialog Bareng Pengusaha

Nasional
Soal Pengungsi Rohingya, Menkumham: Mereka Korban Mafia

Soal Pengungsi Rohingya, Menkumham: Mereka Korban Mafia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com