Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Syamsu Djalal: Prabowo Diberhentikan dengan Hormat, Tak Usah Lagi Bahas DKP

Kompas.com - 27/06/2014, 17:30 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Mantan Komandan Pusat Polisi Militer ABRI, Mayor Jenderal TNI (Purn) Syamsu Djalaluddin, meminta agar para jenderal purnawirawan tidak lagi mempersoalkan bocornya dokumen yang diduga hasil keputusan Dewan Kehormatan Perwira (DKP) terhadap Prabowo Subianto. Dia meminta semua pihak tak lagi membuka-buka aib orang lain.

"Tidak usah lagi diungkap DKP itu. Sudah selesai, Keppres (Keputusan Presiden Nomor 62/ABRI/1998, red) diberhentikan dengan hormat dan keputusan presiden itu keputusan tetinggi. Tidak bisa dibantah lagi," ujar Syamsu dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (27/6/2014).

Syamsu menegaskan bahwa Prabowo sama sekali tidak terlibat dalam kasus penculikan aktivis. Penculikan itu, sebut dia, adalah penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh Tim Mawar, dan tanpa instruksi Prabowo. Menurut Syamsu, saat ini informasi tentang penculikan sudah mulai menyimpang. Ia berharap agar kasus ini tak lagi diungkit. Jika terus diungkit, ia khawatir para jenderal purnawirawan nantinya akan terpecah-belah. "Membuka aib orang itu dosa," ujar Syamsu.

Saat ditanyakan soal nasib para keluarga korban, yakni 13 aktivis yang hingga kini tidak diketahui keberadaannya, Syamsu mengaku tak tahu-menahu. Dia menegaskan bahwa penyelidikan yang dilakukan Puspom TNI hanya sampai pada penelusuran 9 aktivis yang diculik dan akhirnya kembali. Terkait perlu atau tidaknya kasus penculikan ini dilanjutkan dalam forum pengadilan HAM ad hoc ataupun Komisi Kebenaran dan Rekonsilisi, Syamsu tak mau berkomentar. "Itu bukan wewenang saya, saya tidak bisa komentari itu," ujar Syamsu.

Pernyataan Syamsu ini berbeda dari pernyataannya pada 11 Juni 2014. Saat itu, Syamsu berharap agar dalam momentum tahun politik ini, semua pihak yang terkait dalam penculikan aktivis 98 memberikan keterangan sejelas-jelasnya kepada publik. Dia menyebutkan, mulai dari Panglima ABRI, Panglima Komando Daerah Militer, hingga Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat ikut bertanggung jawab dalam penuntasan siapa otak penculikan dan pelanggaran HAM yang masih ditutup-tutupi hingga saat ini.

"Mau sampai kapan kesalahan itu ditutupi, apa mau dibawa sampai mati? Kita ini calon mati semuanya," kata Syamsu di hadapan keluarga korban pelanggaran HAM waktu itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com