Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadhan 28 Juni 2014

Kompas.com - 16/06/2014, 14:17 WIB
Fathur Rochman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan 1435 Hijriah jatuh pada tanggal 28 Juni 2014. Hal itu berdasarkan hasil metode hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah untuk menetapkan hari pertama puasa.

"Berdasarkan hasil hisab tersebut, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan tanggal 1 Ramadhan 1435 pada hari Sabtu Pon 28 juni 2014 Masehi," ujar Ketua PP Muhammadiyah bidang Tarjih dan Tajdid, Yunahar Ilyas, saat menggelar konferensi pers di kantor PP Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, No 62, Jakarta Pusat, Senin (16/6/2014).

Yunahar mengatakan, ijtimak menjelang Ramadhan 1435 H terjadi pada hari Jumat Pahing, 27 Juni 2014, pukul 15:10:21 WIB. Tinggi bulan pada saat matahari terbenam di Yogyakarta, hilal berada di atas ufuk pada 0 derajat, 31 menit, 17 detik. Artinya, kata dia, kondisi tersebut menunjukkan hilal sudah wujud.

Yunahar menambahkan, kemungkinan besar penetapan 1 Ramadhan ini akan berbeda dengan penetapan 1 Ramadhan yang akan diputuskan oleh Kementerian Agama. Dalam keputusan Kementerian Agama, kata dia, dalam sidang isbatnya, rukyat harus berada pada 2 derajat ke atas.

"Ada kemungkinan, satu Ramadhan-nya beda dengan Kementerian Agama. Kemungkinan Kemenag menetapkan tanggal 29 Juni 2014," ujar Yunahar.

Yunahar meminta agar masyarakat bisa saling menghargai dan menghormati jika nantinya terjadi perbedaan dalam menetapkan 1 Ramadhan. Dia tidak menginginkan adanya saling ejek antarumat hanya karena perbedaan penetapan awal puasa.

"Hal itu harus dihormati, jangan diejek. Begitu juga sebaliknya. Kita harus saling menghormati," ujar Yunahar.

Selain menetapkan tanggal 1 Ramadhan, PP Muhammadiyah juga menetapkan tanggal 1 Syawal 1435 H jatuh pada 28 Juli 2014, 1 Zulhijah 1435 H jatuh pada 25 September 2014, hari Arafah jatuh pada 3 Oktober 2014, dan Idul Adha jatuh pada 4 Oktober 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com