JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Arie Dwipayana menyebutkan, kampanye hitam yang beredar saat ini dapat menular ke masyarakat.
"Kampanye (hitam) tersebut dapat memancing sentimen yang tidak berbasis gagasan, sehingga ditiru oleh publik. Padahal di level bawah, yakni masyarakat, pasti ada yang menyerukan kampanye damai," kata Arie saat dihubungi, Rabu (4/6/2014).
Arie menilai, kampanye kali ini didominasi oleh permainan peran yang memicu sentimen di masyarakat. Arie tidak setuju dengan kampanye yang justru memancing perbuatan negatif dari kubu lawan.
Dikatakan Arie, serangan saat ini lebih bersifat pribadi dan tanpa data. Kecenderungan elite capres saat ini, menurut Arie, lebih pada peran bad guys dan good guys, yaitu peran baik dan buruk.
"Kampanye hitam itu muncul, bukan kerjaan kandidat, tapi orang yang disebut bad guys-nya," ujar Arie.
Khawatir dengan dampaknya yang akan ditiru masyarakat, Arie mengimbau agar para capres beserta timses memberi contoh kepada masyarakat untuk menciptakan kampanye damai.
"Ini kan tentu elite harus jadi teladan, beri contoh baik. Bagaimana bertarung gagasan," imbau Arie.
Arie pun mendorong masyarakat agar lebih kritis menanggapi kampanye hitam. "Itu harus dikritisi oleh masyarakat. Gagasan itu satu ukuran penting. Bukan kampanye hitam," pungkas Arie.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.