Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruhut: Kalau SBY Enggak Kampanye, Demokrat Hancur

Kompas.com - 10/04/2014, 12:01 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com --
Perolehan suara Partai Demokrat, berdasarkan hasil sementara hitung cepat beberapa lembaga, ternyata meleset dari target 15 persen suara dalam Pemilu Legislatif 2014. Partai yang meyakini masuk tiga besar itu diperkirakan "hanya" di posisi keempat di bawah Partai Gerindra.

Kampanye selama tiga minggu yang mengandalkan sosok Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Umum DPP Partai Demokrat di berbagai daerah kelihatannya tak mampu mendongkrak suara Demokrat. Bagaimana respons partai pemenang Pemilu 2009 itu?

Juru bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengatakan, partainya tetap berterima kasih kepada sosok SBY. Ruhut tetap menganggap perolehan suara Demokrat yang diperkirakan berada di papan tengah itu akibat sosok SBY. Tanpa SBY, Demokrat diyakininya akan terpuruk ke papan bawah.

"Pak SBY tetap ada efeknya, kemarin polling-nya kan masih puas atas kerja Pak SBY. Sebenarnya, Demokrat bisa bertahan di angka 10 persen itulah pengaruh SBY. Kalau Pak SBY enggak turun kampanye, suaranya bisa hancur sampai 4 persen," ujar Ruhut saat dihubungi, Kamis (10/4/2014).

Ruhut mengaku tak mengetahui mengapa suara Partai Demokrat justru stagnan selama masa kampanye hingga pemungutan suara. Dia berpendapat, suara Partai Demokrat sebenarnya bisa signifikan naik jika SBY menunjuk langsung capres Partai Demokrat.

"Kami punya 11 calon rakyat, kalau SBY tunjuk satu orang, aku yakin pasti naik. Entah itu menunjuk Dahlan Iskan atau Pramono Edhie, yang jelas satu diputuskan. Tapi, ya sudah, ini sudah terjadi," kata Ruhut.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Nurpati juga menampik jika disebut tidak ada efek SBY dalam perolehan suara Demokrat. Menurut mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) itu, SBY telah membawa partainya mencapai suara 10 persen saat ini.

"Sekarang capaiannya 10 persen, ini luar biasa. Kami banyak terima kasih dan bersyukur atas kepercayaan masyarakat," kata Nurpati.

Berdasarkan hasil sementara hitung cepat Kompas, perolehan suara Demokrat sebesar 9,43 persen. Hal itu berdasarkan data yang masuk sebesar 93 persen. Angka itu relatif jauh di bawah perolehan suara 2009 yang mencapai sekitar 20 persen. Namun, perolehan resmi Pileg 2014 akan diumumkan Komisi Pemilihan Umum nantinya.

Sebelumnya, SBY mengakui kekalahan partainya dan mengucapkan selamat kepada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Golkar, dan Partai Gerindra yang mendapatkan suara di atas Partai Demokrat. SBY juga menerima perolehan suara partainya kali ini jauh di bawah perolehan suara Partai Demokrat pada Pemilu 2009 lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Nasional
5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: 'Fast Track' hingga Fasilitas buat Lansia

5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: "Fast Track" hingga Fasilitas buat Lansia

Nasional
Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Nasional
Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Nasional
Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Nasional
Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Nasional
Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Nasional
PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

Nasional
Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Nasional
Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Nasional
Disebut Copot Afriansyah Noor dari Sekjen PBB, Yusril: Saya Sudah Mundur, Mana Bisa?

Disebut Copot Afriansyah Noor dari Sekjen PBB, Yusril: Saya Sudah Mundur, Mana Bisa?

Nasional
Video Bule Sebut IKN 'Ibu Kota Koruptor Nepotisme' Diduga Direkam Dekat Proyek Kantor Pemkot Bogor Baru

Video Bule Sebut IKN "Ibu Kota Koruptor Nepotisme" Diduga Direkam Dekat Proyek Kantor Pemkot Bogor Baru

Nasional
Ahli Pidana: Bansos untuk “Korban” Judi Online Sama Saja Kasih Narkoba Gratis ke Pengguna…

Ahli Pidana: Bansos untuk “Korban” Judi Online Sama Saja Kasih Narkoba Gratis ke Pengguna…

Nasional
KPK Akan Gelar Shalat Idul Adha Berjamaah untuk Tahanan Kasus Korupsi

KPK Akan Gelar Shalat Idul Adha Berjamaah untuk Tahanan Kasus Korupsi

Nasional
Ahli Sebut Judi Online seperti Penyalahgunaan Narkoba, Pelakunya Jadi Korban Perbuatan Sendiri

Ahli Sebut Judi Online seperti Penyalahgunaan Narkoba, Pelakunya Jadi Korban Perbuatan Sendiri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com