Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY: Katakan Indonesia Terpuruk, Dia Tidak Jujur...

Kompas.com - 06/04/2014, 14:21 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yodhoyono kembali menanggapi serangan dari berbagai pihak mengenai kinerjanya di pemerintahan selama hampir 10 tahun memimpin Indonesia. SBY menilai tidak adil serangan tersebut.

SBY mengatakan, wajar adanya dinamika politik menjelang pemilu. Hanya, kata dia, pemimpin partai politik maupun juru kampanye harus tahu batasan ketika menyerang lawan politik.

"Ada juga, meski tidak banyak, hanya satu dua juru kampanye, satu dua parpol yang dalam kampanyenya terus menyerang, menjelekkan dan menyalahkan pemerintahan yang saya pimpin, termasuk saya, bahkan partai yang saya pimpin," ucap SBY dalam wawancara dengan Biro Pers Kepresidenan yang diunggah ke YouTube, Minggu (6/4/2014).

Awalnya, SBY mengaku bahwa sejak dulu ia menjujung budaya politik yang tidak menyerang lawan politik. "Biasanya, orang kalau terlalu menyalahkan orang lain, tidak sadar barang kali belum tentu dia lebih baik dari yang disalahkan dan dijelekkan itu," ucap SBY.

SBY lalu menyinggung serangan terhadapnya yang mengatakan selama 10 tahun terakhir, pemerintah telah merugikan rakyat.

"Apa iya? Kalau kemiskinan dan pengangguran makin berkurang, tidakkah rakyat makin senang? Ekonomi tumbuh, keamanan dalam negeri terjaga, pendidikan dan kesehatan meningkat, daya beli dan penghasilan rakyat juga meningkat, apakah itu merugikan atau menguntungkan? Saya kira tidak fair kalau dikatakan merugikan," kata SBY.

Selain itu, tambah Ketua Umum DPP Partai Demokrat itu, ada yang mengatakan Indonesia saat ini terpuruk dibandingkan negara lain.

"Dia tidak jujur. Lihat saja banyak negara yang keamanannya terguncang, apakah Indonesia seperti itu? Kemudian ekonomi hancur, apakah ekonomi kita hancur? Mereka juga mengalami banyak masalah di dunia internasional. Apakah kita mengalami masalah? Saya kira kalau fair dan jujur kita tidak seperti itu," ucapnya.

"Tapi biar lah, biar rakyat yang menilai nanti apakah seragan-serangan itu berdasar atau tidak," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com