Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Ajak Lawan Politik Beradu Gagasan

Kompas.com - 17/03/2014, 20:38 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo, meminta agar lawan politiknya bersaing secara santun dengan tidak saling ejek maupun menyerang secara politik. Jokowi mengajak para pesaingnya beradu gagasan atas persoalan di Indonesia.

"Lebih baik jika disampaikan secara santun, sesuai budaya kita. Tidak serang-menyerang, ejek-ejekan. Kita adu gagasan saja, adu program. Itu baru santun," kata Jokowi, Senin (17/3/2014) sore.

Jokowi mengatakan, salah satu serangan yang ditujukan kepadanya adalah ketika ia dituding berbohong karena tidak memenuhi janji menuntaskan tugas gubernur selama lima tahun. Jokowi menganggap tudingan itu sebagai hal wajar dalam negara yang berlandaskan demokrasi. Menurut Jokowi, seluruh orang bebas untuk memilih, termasuk mendukung atau tidak mendukungnya.

"Yang penting, kita pegangannya konstitusi. Aturan konstitusi ini sudah memperbolehkan, ya sudah. Beda kalau tidak diperbolehkan partai, pasti tidak akan mencalonkan saya presiden," ujarnya.

Jokowi mengklaim sejauh ini belum ada satu pun warga DKI Jakarta yang memprotesnya secara langsung atas pencalonan dirinya sebagai presiden.

Jokowi menyatakan siap menjadi calon presiden setelah mendapat mandat dari Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Pernyataan Jokowi tersebut diungkapkan saat Jokowi blusukan ke Rumah Si Pitung, Marunda, Jakarta Utara, Jumat (14/3/2014) sore.

Juru Bicara Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, mengatakan, PDI-P memutuskan Jokowi sebagai bakal capres hanya dengan melihat pamor dan popularitas mantan Wali Kota Surakarta tersebut. Menurut Ruhut, Jokowi tidak memiliki kualitas sebagai seorang pemimpin nasional. "Dia enggak akan menang, kok. Gimana orang kayak gitu mau jadi presiden?" kata anggota Komisi III DPR RI itu.

Ruhut kembali menyinggung kinerja Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta. Menurut Ruhut, di tangan Jokowi, Jakarta masih macet dan banjir. Ruhut juga mempersoalkan dugaan korupsi pengadaan bus transjakarta yang diduga dilakukan oleh mantan anggota tim sukses Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com