JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie mendapat kritik keras dari anggota Dewan. Buruknya kinerja Parlemen periode 2009-2014 dianggap karena kesalahan politisi Partai Demokrat itu.
"Ini ada kritik untuk Marzuki, kinerja dan wibawa DPR makin hancur!" kata anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Fahri Hamzah di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (6/3/2014).
Hal itu dikatakan Fahri setelah ditanya mengenai surat dari Tim Pengawas DPR untuk Kasus Bank Century terkait pemanggilan Wakil Presiden Boediono. Surat tersebut masih tertahan di pimpinan DPR karena Marzuki belum menandatanganinya. Akibatnya, surat itu belum dapat disampaikan kepada Kepala Polri Jenderal (Pol) Sutarman.
Menurut Fahri, di akhir masa kerja periode ini, Marzuki seharusnya bersikap sebagai seorang negarawan. Fahri meminta Marzuki memberikan imbauan agar Boediono memenuhi panggilan Timwas Century di bulan Mei 2014 setelah masuk pada masa sidang berikutnya.
"Marzuki ini banyak PR (pekerjaan rumah) yang harus diselesaikan. Katanya dia mau nyapres, harusnya dia jalankan fungsinya sebagai negarawan. Kalau marzuki enggak tanda tangan (surat panggilan Boediono), kita bisa melakukan mosi tidak percaya," ujarnya.
Selain itu, Fahri juga kecewa karena baru di masa kepemimpinan Marzuki ada penegak hukum yang masuk dan menggeledah Gedung Parlemen. Yang dimaksud Fahri adalah saat sejumlah penyidik KPK menggeledah ruang kerja dan ruang Ketua Komisi VII Sutan Bhatoegana terkait dugaan korupsi di lingkungan Kementerian ESDM atau SKK Migas.
"Gedungnya disatroni KPK, ruang ketua komisi diobok-obok. Coba cari di negara mana ada DPR yang diobok-obok penegak hukum? Harusnya steril seperti kampus atau rumah sakit," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.