Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Negarawan, Mendaftarlah di Seleksi Hakim Konstitusi...

Kompas.com - 24/02/2014, 09:25 WIB

Menurut Veri, mantan hakim konstitusi I Dewa Gede Palguna juga akan sangat membantu MK apabila kembali mendaftarkan diri.

Guru Besar Hukum Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana juga disebut-sebut layak menjadi hakim konstitusi. Namun, disayangkan, yang bersangkutan belum mendaftar menjadi calon hakim konstitusi. ”Saya masih ingin berkiprah di UI, terutama pembenahan pasca kisruh UI,” ujar dia.

Guru Besar Hukum Tata Negara UI Satya Arinanto yang pernah turut menyusun naskah akademik UU MK juga belum mendaftar. ”Saya tidak punya dukungan politik,” ujar Satya.

Satya mengaku belum tergerak ikut seleksi di DPR bukan karena takut gagal, melainkan karena belum ada kepastian soal fairness, keadilan dalam seleksi yang sangat didambakannya.

Sikap parpol

Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Nasir Djamil, menuturkan, fraksinya belum mengantongi nama calon hakim agung yang akan dipilih. Namun, Fraksi PKS cenderung memilih calon hakim MK yang berlatar belakang akademisi dengan rekam jejak, kompetensi, dan integritas yang telah teruji.

Sosok yang saat ini telah mendaftar, menurut Nasir, sudah memiliki kapasitas dan memenuhi syarat sebagaimana yang ada di UU MK. Mungkin sisi kenegarawanannya yang perlu diuji karena syarat itu menjadi jiwa MK.

Secara terpisah, Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso berpendapat, politisi juga berhak mengikuti seleksi calon hakim konstitusi dan dipilih. Setelah UU Nomor 4 Tahun 2014 dibatalkan, tidak ada aturan yang dilanggar oleh politisi jika mencalonkan diri menjadi hakim konstitusi.

Harus sesuai jadwal

Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Tjahjo Kumolo berharap proses seleksi ini bisa berjalan lancar sesuai jadwal mengingat pelaksanaan pemilu sudah dekat. Posisi MK dengan keanggotaan penuh, yaitu 9 orang, sangat diperlukan kalau ada sengketa suara pemilu legislatif dan sengketa suara pemilu presiden.

”Belum lagi ada hakim MK yang digugat di PTUN (Patrialis Akbar dan Maria Farida),” kata Tjahjo.

Azis juga memastikan, meski pendaftar tidak bertambah, waktu pendaftaran calon hakim konstitusi di DPR tak akan diperpanjang.

”Kalau DPR terlambat memproses calon hakim konstitusi, nanti kami lagi yang dimarahi,” ujar Azis, politisi dari Partai Golkar. (RYO/NWO/SUT)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com