JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai mengatakan, pihaknya telah mendatangkan tiga ulama asal timur tengah untuk membantu program deradikalisasi di Indonesia. Tiga ulama timur tengah itu dua di antaranya berasal dari Mesir, dan seorang ulama dari Yordania.
Ansyaad menjelaskan, salah satu ulama yang berasal dari Mesir adalah pendiri Jamaah Islamiyah. Di negara asalnya, ulama ini telah menetralisir paham radikal pada puluhan ribu anggota Jamaah Islamiyah.
"Makanya dia sangat tepat di sini, ini akan berlanjut," kata Ansyaad seusai menghadiri rapat dengar pendapat bersama Komisi III DPR, Senayan, Jakarta, Senin (10/2/2014).
Ansyaad mengaku bahwa seorang ulama yang didatangkan dari Yordania telah dipertemukan dengan terpidana teroris Abu Bakar Ba'asyir. Dalam pertemuan itu, kata Ansyaad, memang masih ada sejumlah perdebatan. Meski demikian, ia menilai dialog di antara keduanya berjalan baik.
"Tidak bisa sekali jadi, tapi paling tidak ada yang bilang bahwa pandangan mereka tidak benar. Akan sering kita datangkan," ujarnya.
Ia melanjutkan, salah satu alasan mendatangkan ulama dari timur tengah adalah karena diharapkan mampu memberi pemahaman dan meluruskan paham para anggota kelompok radikal. Bagi Ansyaad, ulama dari Timur Tengah mampu memberi argumen yang lebih matang untuk mematahkan paham radikal di Indonesia.
"Dulu kami banyak dikritik, kenapa bawa ulama dari sana, kan di Indonesia banyak. Tapi banyak ulama dan mantan tokoh teroris yang berkolaborasi dengan kita. Kontribusinya sangat positif," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.