Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seratus Persen Indonesia

Kompas.com - 02/02/2014, 08:19 WIB

Pamannya juga menjelaskan budi pekerti dalam berbisnis. Pesan yang Hartawan ingat, antara lain, dalam berbisnis, penjual dan pembeli harus sama-sama untung. ”Kalau korupsi, hidup enggak akan berkah. Kaya, tetapi sakit-sakitan,” lanjutnya.

Setelah menjalankan budi pekerti, Hartawan merasa bisnisnya lebih lancar. ”Saya dulu temperamental. Setiap bulan bisa gebrak tiga meja kantor sampai hancur. Sekarang saya sudah tenang. Anak buah dan mitra bisnis pun senang,” katanya.

Karena merasa nilai budi pekerti leluhur bermanfaat dan universal, Hartawan memproduksi buku terjemahan bahasa Indonesia Di Zi Gui. Ia juga membuat DVD berisi testimoni orang yang hidupnya sukses dengan mengamalkan budi pekerti. Buku dan DVD itu ia sebarkan gratis kepada generasi muda Tionghoa. Sebagian ia sebarkan kepada karyawan dan mitra bisnisnya yang non-Tionghoa. Maksudnya agar mitra bisnisnya tahu budi pekerti dan etika bisnis etnis Tionghoa.

”Ternyata mereka tertarik dan mau mempelajarinya. Dengan sama-sama mengamalkan budi pekerti, kami saling percaya. Bisnis jadi lebih nyaman,” ujarnya.

Di lingkup keluarga, Hartawan, Ana, dan kerabat berusaha mempererat lagi tali silaturahim seperti yang diajarkan leluhur. Sejak 2012, mereka menggelar Imlek bersama sekaligus reuni keluarga di Bogor. Hartawan dan Ana menggelar acara makan bersama pada malam Imlek yang dihadiri setidaknya 130-an orang dari generasi ke-25, 26, 27, dan 28 keluarga Tjia. Selain dari Bogor, mereka juga datang dari Medan dan Surabaya. Rumah itu pun ramai dengan sanak saudara yang bertukar kabar. Acara tersebut diadakan sehari sebelum perayaan Imlek keluarga Tjia dan Tjoa.

”Inti dari ajaran budi pekerti adalah menjaga lima hubungan, yakni hubungan antara orangtua- anak, suami-istri, saudara, teman, atasan-bawahan. Hubungan-hubungan itu dijaga dan dihormati, termasuk dengan mengupayakan berkumpul di saat Imlek,” ujar Edy Mulianto.

Sosiolog Robertus Robert memberi catatan, perlu dibedakan antara bakti kepada leluhur dan bakti kepada tanah leluhur. Berbakti kepada leluhur tidak serta-merta berbakti kepada tanah leluhur.

”Bakti kepada orangtua dan leluhur adalah nilai yang telah mengalami universalisasi. Pada etnis Tionghoa, tidak berlaku pandangan yang menyatukan agama, etnis, dan tanah air. Leluhurnya bisa satu, tetapi nasionalisme dan politiknya bisa berbeda-beda,” kata Robert.

Maka, Imelda Fransisca, yang juga generasi ke-27 keluarga Tjia, dengan bangga berkata, ”Kami bangga sebagai keturunan Tionghoa, tetapi kami 100 persen Indonesia.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Usut Dugaan Pengadaan Barang dan Jasa Fiktif di PT Telkom Group, Kerugian Capai Ratusan Miliar

KPK Usut Dugaan Pengadaan Barang dan Jasa Fiktif di PT Telkom Group, Kerugian Capai Ratusan Miliar

Nasional
Anggota DPR Sebut Pembubaran People’s Water Forum Coreng Demokrasi Indonesia

Anggota DPR Sebut Pembubaran People’s Water Forum Coreng Demokrasi Indonesia

Nasional
Namanya Disebut Masuk Bursa Pansel Capim KPK, Kepala BPKP: Tunggu SK, Baru Calon

Namanya Disebut Masuk Bursa Pansel Capim KPK, Kepala BPKP: Tunggu SK, Baru Calon

Nasional
Tutup Forum Parlemen WWF, Puan Tekankan Pentingnya Ketahanan Air

Tutup Forum Parlemen WWF, Puan Tekankan Pentingnya Ketahanan Air

Nasional
Singgung Kenaikan Tukin, Jokowi Minta BPKP Bekerja Lebih Baik

Singgung Kenaikan Tukin, Jokowi Minta BPKP Bekerja Lebih Baik

Nasional
Kembangkan Energi Terbarukan di RI dan Internasional, Pertamina NRE Gandeng Masdar

Kembangkan Energi Terbarukan di RI dan Internasional, Pertamina NRE Gandeng Masdar

Nasional
MK Tolak Gugatan PPP soal Perpindahan 21.000 Suara ke Partai Garuda di 4 Dapil

MK Tolak Gugatan PPP soal Perpindahan 21.000 Suara ke Partai Garuda di 4 Dapil

Nasional
Paparkan Hasil Forum Parlemen WWF, Puan Sebut Isu Air Akan Jadi Agenda Prioritas

Paparkan Hasil Forum Parlemen WWF, Puan Sebut Isu Air Akan Jadi Agenda Prioritas

Nasional
MK Tolak Gugatan PPP Terkait Hasil Pileg Dapil Jabar

MK Tolak Gugatan PPP Terkait Hasil Pileg Dapil Jabar

Nasional
Sidang Asusila Ketua KPU, Anggota Komnas HAM dan Perempuan Jadi Ahli

Sidang Asusila Ketua KPU, Anggota Komnas HAM dan Perempuan Jadi Ahli

Nasional
Belanja Negara Makin Besar, Jokowi Minta BPKP Inovasi Gunakan Teknologi Digital

Belanja Negara Makin Besar, Jokowi Minta BPKP Inovasi Gunakan Teknologi Digital

Nasional
Pegawai Protokol Kementan hingga Pihak Swasta Jadi Saksi Sidang Kasus Korupsi SYL

Pegawai Protokol Kementan hingga Pihak Swasta Jadi Saksi Sidang Kasus Korupsi SYL

Nasional
Ketua KPK Ogah Tanggapi Masalah Ghufron Laporkan Dewas ke Bareskrim

Ketua KPK Ogah Tanggapi Masalah Ghufron Laporkan Dewas ke Bareskrim

Nasional
KPU Sebut Upaya PPP Tembus Parlemen Kandas Sebab Gugatan Banyak Ditolak MK

KPU Sebut Upaya PPP Tembus Parlemen Kandas Sebab Gugatan Banyak Ditolak MK

Nasional
Dugaan Rayu PPLN, Ketua KPU Hadiri Sidang DKPP Bareng Korban

Dugaan Rayu PPLN, Ketua KPU Hadiri Sidang DKPP Bareng Korban

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com