"Mereka ngotot menang, buktinya pada turun ke daerah. Kalau mereka bersikap pasrah, itu kan bagian dari upaya kami membangun tradisi bahwa kalah menang biasa dalam perjuangan," kata Suaidi, saat dihubungi, Jumat (20/12/2013).
Ia melanjutkan, setelah melalui tahap pra-konvensi, para peserta baru akan memasuki babak baru mulai 6 Januari 2014. Pada babak tersebut, para peserta akan diagendakan melakukan wawancara dengan media, dan debat antarkandidat.
Selanjutnya, visi dan misi semua peserta yang sempat disampaikan pada saat deklarasi juga akan didalami mulai Januari 2014. Komite konvensi terus berkonsolidasi agar semua kegiatan peserta konvensi dapat terpublikasi luas dan diketahui masyarakat.
"Selama ini tidak terdengar karena kami tak dapat mengakses media, maka kita berkonsolidasi. Kan sayang kalau kegiatan kita pakai biaya besar tapi tidak diketahui masyarakat," pungkasnya.
Apa yang disampaikan Suaidi berbanding terbalik dengan penilaian pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan, Tjipta Lesmana. Ia menganggap, selama hampir empat bulan sejak konvensi diluncurkan, konvensi tersebut tidak mendapatkan perhatian dari publik.
Dari awal, ia pun mempertanyakan para peserta konvensi yang dinilai memiliki kualitas yang kurang mumpuni. Bahkan, kata Tjipta, beberapa orang yang maju sebagai peserta konvensi merupakan permintaan khusus Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
"Ini enggak bagus buat demokrasi. Seharusnya yang maju adalah yang merasa mampu bukan disebabkan oleh big boss," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.