Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komite Silang Pendapat Soal Dana Konvensi Demokrat

Kompas.com - 03/12/2013, 21:38 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Komite Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat silang pendapat soal dana konvensi yang dianggap minim dan macet. Internal komite konvensi memberi pernyataan berbeda tentang pendanaan tersebut.

Anggota Komite, Effendi Ghazali, menuturkan bahwa salah satu pemicu meredupnya konvensi adalah karena Partai Demokrat tak menggulirkan cukup dana untuk mendukung kegiatan para kandidat. Alhasil, kontestasi antarkandidat menjadi minim, dan sosialisasi pada publik hampir tak terdengar.

"Mereka (kandidat) dibatasi betul budget-nya, (pasang) iklan tanggung jawab masing-masing," kata Effendi saat dijumpai di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (3/12/2013).

Sebelumnya, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Hayono Isman, mengungkapkan bahwa kurang menariknya konvensi lantaran persoalan dana dari partai ke komite yang macet. Ia yang menjadi salah satu kandidat konvensi mulai meragukan dukungan yang diberikan partainya untuk gelaran konvensi.

Apa yang disampaikan Hayono bukan tanpa alasan. Dirinya membandingkan besarnya anggaran dari partai pada 2009 demi untuk memenangkan Susilo Bambang Yudhoyono. Tapi di 2014, dukungan sebesar di periode sebelumnya ia katakan tak terlihat.

"Partai Demokrat tak punya media, itu tak perlu dibahas karena sudah terjadi. Bukan itu masalahnya. Menurut saya, ini belum ada dana, belum dapat dari partai. Dananya kan harus halal, jadi sulit," kata Hayono.

Secara terpisah, Juru Bicara Komite Konvensi Demokrat Rully Charis membantah perihal sulitnya dana untuk konvensi. Ia tegaskan, semua agenda komite berjalan sesuai jadwal dengan dana yang tersedia dan cukup.

"Saya pikir tidak ada masalah dengan dana. Namun, memang kami cukup konservatif soal dana, alokasinya harus tepat, efektif, efisien, terukur, dan tentunya akuntabel," ujar Rully.

Rully menjelaskan, pelaksanaan konvensi tetap berjalan lancar. Pada Januari 2014, ia yakin konvensi akan memberikan gairah baru dalam perpolitikan nasional serta menjadi gelaran yang akan menarik perhatian masyarakat. Mantan Direksi LKBN Antara dan TVRI itu menambahkan, dana konvensi sudah dialokasikan.

Penggunaan terbesar ada pada pos pelaksanaan survei, debat kandidat, dan kerja sama dengan media massa. Pada Januari mendatang, kata Rully, komite juga akan menyelenggarakan diskusi mingguan antarcapres di kantor komite mulai pertengahan Desember ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com