Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agatha Lily Mengaku Tak Pernah Direndahkan Komisi I DPR

Kompas.com - 11/12/2013, 21:23 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Agatha Lily membantah adanya pelecehan secara verbal terhadap dirinya selama menjalani uji kelayakan dan kepatutan KPI pada bulan Juli 2013 di Komisi I DPR. Agatha mengatakan, anggota Komisi I DPR hanya melontarkan canda lantaran dia telah mengenal mereka.

“Tidak ada. Saya terkejut betul nama saya disebut sebagai orang yang digoda Komisi I saat fit and proper test. Saya baca di media online tentang pertanyaan menggoda, saya tidak merasa menerima pertanyaan itu,” ujar Agatha saat dihubungi, Rabu (11/12/2013).

Agatha membantah ada pertanyaan soal frekuensi dirinya pergi ke spa sebagai salah satu pertanyaan yang dianggap merendahkan kaum perempuan. Ia menuturkan, salah satu anggota DPR hanya sempat melontarkan canda soal nomor telepon.

“Dia hanya bilang jangan ganti nomor nanti. Saya menganggap hanya bercandaan untuk mencairkan suasana karena saya sudah ada kenal lama beberapa anggota Komisi I karena sudah sembilan tahun menjadi tenaga ahli di KPI,” ucap Agatha.

Menurut Agatha, terkait keterbatasan waktu, dia memilih berkonsentrasi pada pertanyaan soal penyiaran. Karena tidak merasa direndahkan, Agatha menegaskan, dirinya tidak pernah melapor ke Komnas Perempuan. Meski demikian, dia menghargai niat baik Komnas Perempuan yang hendak memperjuangkan hak perempuan.

“Saya juga begitu. Kalau saya merasa dilecehkan, saya sendiri yang akan bereaksi keras. Tapi, untuk yang ini tidak ada. Aneh rasanya kalau anggota Komisi I DPR justru melecehkan orang yang dia kenal sudah lama,” imbuhnya.

Agatha juga menyatakan siap mengklarifikasi hal ini kepada BK DPR. “Saya siap saja memberikan keterangan dan klarifikasi seperti yang saya ketahui,” katanya.

Komnas Perempuan mengadukan empat anggota Komisi DPR ke BK atas tuduhan pelecehan terhadapnya. Berdasarkan informasi, keempat nama itu yakni dua nama dari pimpinan Komisi I dan dua nama lainnya adalah anggota Komisi I. Mereka adalah Wakil Ketua Komisi I Tubagus Hasanuddin (Fraksi PDI Perjuangan), Wakil Ketua Komisi I Ramadhan Pohan (Fraksi Partai Demokrat), anggota Komisi I Syahfan Badri Sampurno (Fraksi Partai Keadilan Sejahtera), dan anggota Komisi I Oheo Sinapoy (Fraksi Partai Golkar).

Baik Hasanuddin maupun Ramadhan Pohan sudah membantah tuduhan ini. Sementara dua anggota lainnya belum berhasil dihubungi.

Ketua Komnas Perempuan Yuniyanti Chuzaifah menuturkan, laporan ke BK dilakukan atas pengaduan masyarakat yang diterima pihaknya. Ada masyarakat, sebut Yuniyanti, yang mencermati uji kelayakan dan kepatutan KPI.

"Fit and proper test ini dianggap dianggap merendahkan perempuan dan bisa berujung pada peminggiran perempuan pada akses politik dan posisi-posisi strategis," ucap Yuniyanti.

Lebih lanjut, Yuniyanti meminta kepada BK DPR untuk membuat pakta integritas berbasis HAM dan jender untuk calon anggota Dewan. "Ini untuk memastikan anggota DPR punya perspektif HAM dan jender, bukan pelaku kekerasan atau terindikasi terlibat dalam pelanggaran HAM dan jender," ucap Yuniyanti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menparekraf Ikut Kaji Pemlokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemlokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com