Dalam kritikannya, Abraham menilai saat ini sangat sulit mencari sosok polisi yang bersih seperti Hoegeng. Dia menilai, Polri sudah dikotori oleh korupsi di berbagai lini sehingga sulit dibenahi.
"Kalau mau dibenahi, kita harus mulai dari sistemnya dulu. Ubah sistem di tubuh Polri ini," ujarnya dalam diskusi yang diselenggarakan Kompas itu.
Menurut Abraham, sistem yang ada di tubuh Polri saat ini sangat tidak mendukung seorang polisi dapat berlaku bersih. Dia mengaku pernah bicara dengan seorang polisi, yang sangat ingin menghindari hal-hal berbau korupsi.
"Tapi, itu tidak bisa dia lakukan karena dia harus menyetor terus kepada atasannya," lanjut Abraham.
Setelah sistem, lanjut Abraham, perbaikan juga harus mengarah pada pemimpin yang menjalankan sistem itu. Menurutnya, dibutuhkan seorang pemimpin yang baik untuk menjalankan sistem yang baik. Jika tidak, maka sistem tersebut bisa jadi rusak.
"Jadi pemimpin ini juga harus berbuat baik, harus mencontohkan kepada bawahannya. Karena kalau pemimpinnya saja sudah 86, bawahannya juga pasti ikut 86," kata Abraham.
Setelah Abraham selesai melontarkan kritiknya itu, giliran Oegroseno yang mendapat jatah bicara. Dia pun tidak mengajukan protes dan menerima dengan lapang dada kritik Abraham itu. Dia juga setuju bahwa Polri saat ini masih butuh banyak pembenahan.
"Memang saat ini mana ada yang sama dengan Pak Hoegeng, memang sangat sulit dicari sosok seperti itu," ujarnya.
Setelah itu, dia pun melontarkan pujiannya terhadap KPK. Menurut Abraham, KPK adalah lembaga yang sukses menangkap berbagai jenis koruptor. KPK, menurutnya, melakukan pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu.
"Siapa yang enggak ditangkap oleh KPK ini. Kita harus angkat topi untuk KPK," ujar Oegroseno.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.