"Kalau (JK maju jadi capres) itu terjadi, enggak melanggar aturan. Toh, Pak JK dulu sudah pernah maju sebagai wapres bersama dengan Pak SBY di saat partai punya calon lain," ujar Nudirman di Kompleks Parlemen, Selasa (3/12/2013). Menurut dia, seringnya JK hadir dalam berbagai acara partai politik bukanlah menunjukkan ketidaksetiaan JK pada partainya, melainkan lebih karena JK sudah menjadi tokoh nasional.
"Lagi pula dia sudah menyatakan akan tetap berada di Golkar. Dulu menjadi wapres dari Pak SBY juga tetap di Golkar," kata anggota Komisi III DPR ini. Seringnya JK menjalin komunikasi dengan partai-partai diyakini Nudirman tak akan mengganggu pencalonan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal "Ical" Bakrie menjadi presiden. "Lagi pula terlalu jauh berandai JK maju dari partai lain. Bagi kami, apa pun yang dikatakan Pak JK adalah saran yang konstruktif bagi Golkar," ujarnya.
Belakangan, JK kerap terlihat dalam acara-acara partai politik lain. Terakhir, JK hadir pada dialog kepemimpinan yang digelar Partai Kebangkitan Bangsa. JK, yang juga diusung sebagai kandidat capres PKB, hadir bersama dengan dua kandidat capres lainnya, Mahfud MD dan Rhoma Irama.
Setelah itu, JK juga tampak hadir pada acara Rakernas Partai Nasdem. Bahkan JK seakan bereuni dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan Ketua Bappilu Partai Nasdem Ferry Mursyidan Baldan. Dalam forum itu, JK bahkan mengkritik Partai Golkar yang tak lagi demokratis.
Sibuk mendatangi acara-acara partai lain, JK sama sekali tak menampakkan batang hidungnya dalam perhelatan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) V Partai Golkar tanggal 22-23 November 2013. Menurut Nudirman, saat itu JK bukannya tak ingin hadir. "Tapi di saat yang bersamaan kan ada tugas PMI terkait korban badai Haiyan di Filipina," imbuh Nudirman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.