"Upaya KPK dan Pengadilan Tipikor melakukan penegakan hukum dalam rangka memberantasan korupsi memberikan warna lain dalam skor CPI (Corruption Perception Index atau IPK) Indonesia," kata Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia (TII), Dadang Sasongko, saat memaparkan hasil survei di kantornya, Jakarta, Selasa (3/12/2013).
Dadang mengatakan, kontribusi tersebut terlihat dari sumber data yang diambil TI, seperti BF, IMD, dan WEF yang menunjukkan adanya peningkatan skor. Menariknya, keberhasilan KPK dalam memberantas korupsi justru menguak kondisi korupsi di Indonesia di berbagai sektor dalam setahun seperti hukum, kepolisian, kejaksaan, politik (parpol dan parlemen), dan birokrasi untuk bisnis.
Dengan demikian, kata Dadang, sektor kepolisian, kejaksaan, peradilan, dan bisnis menjadi sektor yang paling banyak dipersepsikan sebagai ladang korupsi. Bahkan, survei Global Index yang dijadikan salah satu sumber data oleh TI menunjukkan adanya penurunan skor 10 poin di sektor bisnis.
Menanggapi hal tersebut, staf ahli Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), Yunus Husein, mengakui bahwa IPK yang dikeluarkan TI meleset dari target yang telah ditentukan. Meski begitu, Yunus melihat hal tersebut secara optimistis terkait pemberantasan korupsi yang sedang dilakukan KPK.
"Survei Doing Business-nya World Bank kemarin kan juga Indonesia peringkat 128 dari 185 negara," ucap Yunus.
Terkait dengan kepolisian, kejaksaan dan pengadilan, parpol serta parlemen, survei ini mengonfirmasi temuan TI Global Corruption Barometer yang menempatkan keempat sektor tersebut sebagai sektor yang paling korup. Dengan skala 0-5, skor semakin tinggi semakin korupsi, kepolisian menjadi yang terkorup dengan skor 4,5, diikuti parlemen (4,5), pengadilan dan kejaksaan (4,4), dan parpol (4,3).
Seperti diketahui, Transparency International kembali meluncurkan Indeks Persepsi Korupsi (IPK) yang mengukur tingkat korupsi suatu negara pada tahun 2013. Berdasarkan hasil survei terhadap 177 negara, Indonesia mendapatkan skor IPK yang sama dengan tahun 2012, yaitu 32.
Secara global, Indonesia masuk dalam 70 persen negara-negara yang memiliki skor IPK di bawah 50. Sementara di regional Asia Pasifik, Indonesia masuk dalam 63 persen negara-negara yang memiliki skor IPK di bawah 50. Meski memiliki skor yang sama dengan tahun lalu, Indonesia naik empat peringkat di antara negara-negara lain dari 118 menjadi 114.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.