Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar Akui Basis Massa Belum Solid Dukung Ical

Kompas.com - 02/12/2013, 10:02 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Tubagus Ace Hasan Syadzily mengatakan, survei calon presiden yang dilakukan sejumlah lembaga saat ini masih bersifat temporer. Ia menanggapi survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang baru dirilis beberapa hari lalu.

Survei CSIS menunjukkan, 22,7 persen basis massa Partai Golkar mengalihkan dukungannya kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai kandidat capres. Padahal, Partai Golkar sudah memiliki kandidat capres sendiri, yaitu Aburizal "Ical" Bakrie.

Menurut Ace, survei itu masih bersifat dinamis dan sangat mungkin berubah.

"Angka 22,7 persen pemilih Golkar yang memilih Jokowi sebagai capres menunjukkan bahwa belum semuanya pemilih Golkar solid ke ARB (Aburizal Bakrie)," ujar Ace saat dihubungi Senin (2/12/2013).

Ace mengatakan, hasil-hasil survei ini menjadi data yang berharga untuk meyakinkan pemilih Partai Golkar agar konsisten memilih Ical. Ia optimistis hal ini bisa terwujud karena masih ada waktu yang cukup untuk mengatasi ketertinggalan.

"Ini juga menjadi catatan penting bagi seluruh kader agar solid memilih capres yang secara resmi diusung Golkar," kata anggota Komisi VIII DPR ini.

Ihsanuddin Peneliti CSIS Tobias Basuki mempresentasikan hasil survei pilpres lembaganya. Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo kembali menempati peringkat pertama dalam survei tersebut
Beralih ke Jokowi

Dalam survei yang dirilis CSIS, pendukung terbesar Jokowi masih datang dari massa PDI-P. Sebanyak 63,6 persen massa PDI-P mendukung Jokowi sebagai capres. Dukungan lain datang dari Partai Demokrat. Sebanyak 42,7 persen massa pendukung partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono itu memilih Jokowi sebagai presiden.

Massa pendukung Partai Golkar, menurut CSIS, tak seluruhnya mendukung Aburizal Bakrie alias Ical sebagai capres. Sebanyak 22,7 persen massa Partai Golkar memilih mendukung Jokowi.


Begitu pula dengan massa Partai Gerindra. Sebanyak 20,6 persen massa pendukung Gerindra lebih memilih Jokowi ketimbang Prabowo Subianto.

Dalam survei ini, elektabilitas Jokowi juga berada di tingkat teratas dengan 34,7 persen. Capres Partai Gerindra, Prabowo Subianto, satu tingkat di bawah Jokowi dengan perolehan suara yang relatif jauh di angka 10,7 persen. Capres Partai Golkar, Aburizal Bakrie alias Ical, berada tipis di bawah Prabowo dengan angka 9 persen.

Adapun capres dari Partai Hanura, Wiranto, berada di posisi keempat dengan angka 4,6 persen. Tokoh lainnya adalah mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (3,7 persen), mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri (3,3 persen), Mahfud MD (1,8 persen), dan Hatta Rajasa (0,6 persen). Sementara itu, responden yang belum menentukan calon pemimpinnya mencapai 22,8 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDN Diserang 'Ransomware', Komisi I Ingatkan Pentingnya Peningkatan Keamanan Siber

PDN Diserang "Ransomware", Komisi I Ingatkan Pentingnya Peningkatan Keamanan Siber

Nasional
PKS Jagokan Sohibul Iman di Jakarta, Airlangga Ingatkan Pilkada Butuh Koalisi

PKS Jagokan Sohibul Iman di Jakarta, Airlangga Ingatkan Pilkada Butuh Koalisi

Nasional
Staf Airlangga Jadi Pj Gubernur Sumsel, Mendagri: Kami Ingin Beri Pengalaman

Staf Airlangga Jadi Pj Gubernur Sumsel, Mendagri: Kami Ingin Beri Pengalaman

Nasional
Tanggapi Putusan MA, Mendagri: Pelantikan Kepala Daerah Tidak Perlu Serentak

Tanggapi Putusan MA, Mendagri: Pelantikan Kepala Daerah Tidak Perlu Serentak

Nasional
Badan Pengkajian MPR Sebut Wacana Amendemen UUD 1945 Terbuka untuk Didiskusikan

Badan Pengkajian MPR Sebut Wacana Amendemen UUD 1945 Terbuka untuk Didiskusikan

Nasional
Sahroni Didorong Maju Pilkada Jakarta, Paloh: Dia Punya Kapabilitas, tetapi Elektabilitasnya...

Sahroni Didorong Maju Pilkada Jakarta, Paloh: Dia Punya Kapabilitas, tetapi Elektabilitasnya...

Nasional
Istana Tetapkan Tema dan Logo HUT ke-79 RI: 'Nusantara Baru, Indonesia Maju'

Istana Tetapkan Tema dan Logo HUT ke-79 RI: "Nusantara Baru, Indonesia Maju"

Nasional
KPI Tegaskan Belum Pernah Terima Draf Resmi RUU Penyiaran

KPI Tegaskan Belum Pernah Terima Draf Resmi RUU Penyiaran

Nasional
Dinyatakan Langgar Etik, Bamsoet: Saya Tak Mau Berpolemik

Dinyatakan Langgar Etik, Bamsoet: Saya Tak Mau Berpolemik

Nasional
Pakar Sebut Prabowo Bakal Menang Mudah jika Presiden Dipilih MPR

Pakar Sebut Prabowo Bakal Menang Mudah jika Presiden Dipilih MPR

Nasional
Ungkap Hubungan Jokowi dan Surya Paloh, Willy Aditya: Habis Pemilu Berteman Lagi...

Ungkap Hubungan Jokowi dan Surya Paloh, Willy Aditya: Habis Pemilu Berteman Lagi...

Nasional
PDN Diserang 'Ransomware', Tanggung Jawab Penyedia Layanan Disorot

PDN Diserang "Ransomware", Tanggung Jawab Penyedia Layanan Disorot

Nasional
Menkominfo: Pemerintah Tidak Akan Bayar Permintaan Tebusan 8 Juta Dollar Peretas PDN

Menkominfo: Pemerintah Tidak Akan Bayar Permintaan Tebusan 8 Juta Dollar Peretas PDN

Nasional
Serangan Siber ke PDN, Kesadaran Pemerintah Amankan Sistem Dinilai Masih Rendah

Serangan Siber ke PDN, Kesadaran Pemerintah Amankan Sistem Dinilai Masih Rendah

Nasional
Berkaca dari Kasus Vina Cirebon, Komnas HAM Sebut Proses Penyidikan dan Penyelidikan Polisi Rentan Pelanggaran

Berkaca dari Kasus Vina Cirebon, Komnas HAM Sebut Proses Penyidikan dan Penyelidikan Polisi Rentan Pelanggaran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com