Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Penembakan Dilakukan di Depan Gedung KPK?

Kompas.com - 11/09/2013, 17:58 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Penembakan almarhum Aipda (anumerta) Sukardi tepat di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, cukup mengagetkan banyak pihak. Penembakan terjadi Selasa (10/9/2013) pukul 22.15 WIB. Saat itu, jalan belum terlalu sepi. Para wartawan yang biasa meliput di KPK juga masih berada di sana.

Pengamat kepolisian, Bambang Widodo Umar, menilai, penembakan sudah terencana dan dilakukan oleh orang terlatih. Dia menduga, Sukardi, yang saat itu mengawal enam truk bermuatan besi, sudah diikuti sejak di Tanjung Priok.

"Saya pikir ini direncanakan. Ia memang diikuti dari Tanjung Priok," kata Bambang di Gedung KPK RI, Rabu (11/9/2013).

Lalu, mengapa eksekusi penembakan dilakukan tepat di depan Gedung KPK?

Menurut Bambang, hal tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan KPK. Pelaku hanya ingin mencari perhatian dan melakukan penembakan di tengah Ibu Kota.

"Kejadiannya di Jakarta supaya masalah ini menjadi perhatian pemerintah dan polisi khususnya," terang Bambang.

Sementara sebelumnya, penembakan terjadi di wilayah Tangerang Selatan. Menurut Bambang, hal ini menunjukan kondisi ketahanan nasional yang melemah.

"Ini masalah ketahanan nasional yang melemah. Lemahnya ada yang kecewa dalam bentuk ekstrem. Polisi ini merupakan garda terdepan yang berhubungan dengan masyarakat. Maka, tindak tanduknya yang kita lihat semua, masih belum puas. Nah, ini perlu mawas diri," paparnya.

Hingga saat ini, polisi masih menyelidiki motif pelaku penembakan. Sukardi saat itu hanya mengawal truk sendirian. Dia mengenakan seragam provos dan mengendarai Honda Supra 125 R warna hitam bergaris merah bernomor polisi B 6671 TXL.

Posisi Sukardi tepat di depan iring-iringan pararel enam kontainer pengangkut kayu dan besi di jalur lambat yang mengarah ke Mampang Prapatan, dekat depan pintu masuk Gedung KPK. Kemudian, dari sisi kanan jalur lambat, bergerak satu motor Honda Supra dengan seorang pengendara berbaju merah. Motor tersebut lantas berhenti di depan Gedung KPK.

Lalu, dari belakang iring-iringan truk, tampak menyalip dua motor bebek lagi. Satu motor tampak berboncengan, sedangkan satu lainnya dikendarai seorang diri. Saat motor bebek yang berboncengan menyalip, tampak pembonceng menembakkan peluru ke arah Sukardi sebanyak dua kali.

Saat itulah Sukardi terjatuh, tetapi masih bernapas dan menggerakkan anggota tubuhnya dengan posisi telentang. Sementara itu, darah mengucur dari tengah dada dan perutnya. Mobil kontainer yang dikawal Sukardi lantas berhenti. Namun, pengemudi kontainer tampak tidak berani turun dan melihat keadaan Sukardi.

Tidak sampai di situ, pengendara motor pertama yang berhenti di depan Gedung KPK dan mengenakan baju merah terlihat turun dari motor dengan santai. Dia kemudian berjalan menghampiri Aipda (anumerta) Sukardi, lalu menembakkan senjata ke arah dada anggota provos itu dari jarak dekat sehingga menewaskan Sukardi. Pengendara motor ini pun terlihat mengambil pistol Sukardi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com