JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap perusahaan swasta, terutama perusahaan multinasional di Indonesia mengalokasikan anggaran khusus untuk riset, inovasi, dan pengembangan teknologi. Langkah itu, menurut Presiden, merupakan bentuk sinergi dengan pemerintah untuk mencapai target Indonesia menjadi negara maju di 2045 .
"Riset, inovasi, pengembangan teknologi pasti memerlukan biaya yang besar. Maka di samping anggaran pemerintah, mestinya swasta juga mulai mengeluarkan anggaran untuk itu dengan jumlah yang cukup," kata Presiden saat Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) ke-18 di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Kamis (29/8/2013).
Presiden mengatakan, perusahaan swasta di negara-negara maju mengalokasikan anggaran untuk membiayai riset. Keterlibatan swasta itu, kata Presiden, membuat daya saing di negaranya meningkat.
Presiden menyinggung laporan yang dikeluarkan World Ekonomic Forum setiap tahun terkait daya saing global. Di dalamnya ada peringkat negara sedunia berdasarkan hasil penilaian sembilan kriteria. Teknologi dan inovasi masuk dalam kriteria penilaian.
"Jadi kalau perusahan-perusahaan besar di negeri ini bersedia mengalokasikan anggaran lebih besar bagi riset, inovasi, dan pengembangan teknologi, maka perusahaan itu akan lebih kompetitif, lebih produktif, efisien. Secara komulatif negara kita akan lebih kompetitif," kata Presiden.
Presiden juga mengingatkan agar pengembangan kekuatan alat utama sistem senjata atau alutsista Indonesia harus memprioritaskan produksi dalam negeri. Jika memang industri lokal belum mampu membuat, maka dimungkinkan membeli buatan luar negeri dengan kerjasama khusus.
"Barang kali ada joint investment. Nanti pada saatnya kita memiliki kemampuan untuk produksi alutsista itu," pungkas Presiden
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.