Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Segera Ungkap Pelaku Penembakan Polisi!

Kompas.com - 07/08/2013, 15:52 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Kepolisian didesak segera mengungkap kasus-kasus penembakan anggota kepolisian di sekitar Jakarta. Selain untuk nama baik institusi Polri, pengungkapan yang cepat ialah agar masyarakat tidak cemas.

"Jangan sampai kejadian ini berlalu begitu saja yang akan mengurangi harga diri Polri. Siapa pelakunya dan apa motifnya harus cepat disidik. Masyarakat perlu cepat tahu supaya timbul rasa tenang dan tidak bertanya-tanya," kata anggota Komisi III DPR Martin Hutabarat di Jakarta, Rabu (7/8/2013).

Hal itu dikatakan Martin menyikapi penembakan Aiptu Dwiyatna (50) oleh orang tak dikenal ketika melintas di Jalan Otista, dekat Rumah Sakit Sari Asih, Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu subuh. Martin mengatakan, Kepolisian harus konsisten melakukan razia untuk menyita senjata api ilegal yang beredar di masyarakat. Di tempat-tempat hiburan, kata dia, banyak praktik jual beli senjata api ilegal.

Pengawasan ketat, tambah politisi Partai Gerindra itu, juga perlu dilakukan terhadap pembuat senjata api rakitan yang jumlahnya sangat banyak. Dengan demikian, peredaran senjata api gelap di masyarakat dapat ditekan.

"Pimpinan Polri kita minta agar mempersiapkan aparat polisi supaya lebih berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan mereka dalam menjalankan tugasnya. Sebab, anggota Polri sekarang menjadi sasaran," katanya.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S Pane, menilai penjahat di sekitar Jakarta semakin nekat jika melihat penembakan Aiptu Dwiyatna. Tidak hanya warga, penjahat sudah menyerang polisi. Kasus tersebut merupakan kasus ketiga dalam sebulan terakhir. Dua kasus sebelumnya ialah penembakan polisi di Cireunde Raya, Ciputat, dan upaya perampokan terhadap empat polisi di Kemayoran.

Neta mengatakan, fenomena sikap nekat ini muncul sejak tiga tahun terakhir. Awalnya, kantor polisi yang menjadi sasaran perusakan. Belakangan, polisi yang menjadi sasaran.

"Salah satu pnyebab berkembangnya kasus ini adalah karena polisi makin tidak berwibawa di depan masyarakat sehingga banyak penjahat uji nyali menantang polisi. Apalagi mereka melihat bahwa polisi-polisi sekarang sangat tidak terlatih," kata Neta.

Untuk itu, Neta berharap para polisi mawas diri dan melatih diri dengan maksimal agar profesional. Jika polisi di lapangan berwibawa dan disegani, kata dia, tidak ada lagi penjahat yang nekat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com