Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Gali Info Orang Dekat Ibu Negara Terkait Hambalang

Kompas.com - 15/07/2013, 19:46 WIB
Icha Rastika

Penulis

 

JAKARTA, KOMPAS.com — Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi menggali informasi mengenai Sylvia Sholehah alias Bu Pur terkait kasus dugaan korupsi proyek Hambalang. Ketua Panitia Proyek Hambalang, Wisler Manalu, mengaku pernah diajukan pertanyaan seputar Bu Pur saat diperiksa KPK.

“Penyidik pernah tanya tapi kan saya enggak paham,” kata Wisler seusai diperiksa KPK, Senin (15/7/2013), sebagai saksi terkait penyidikan Hambalang.  

Mengenai pertanyaan penyidik kepadanya soal Bu Pur, Wisler mengaku tidak jelas. Dia mengingat nama itu pernah disebut penyidik karena terdengar sedikit aneh. “Saya itu enggak kenal lho itu orang mana, dari mana. Nama itu juga aneh, saya enggak pernah dengar. Sepintas-sepintas saja, tapi orangnya siapa, saya enggak paham,” ungkap Wisler.

Selebihnya Wisler mengaku tidak kenal dengan Bu Pur ataupun Sylvia. Menurut Wisler, dalam pemeriksaan hari ini dia lebih ditanya mengenai hubungannya dengan salah satu tersangka, Deddy Kusdinar.

Wisler juga mengaku telah menjelaskan kepada penyidik, sejumlah pertemuan antara pimpinan proyek pengadaan dan vendor. “Kalau kita panitia kan kalau misalnya mau bertemu, itu ya undangan di luar itu enggak ada. Kalau mereka ada pertemuan, di mana-mana nya itu,  kita enggak paham,” ujarnya.

Informasi yang diperoleh Kompas.com dari KPK, Sylvia merupakan teman dekat Ibu Negara Ny Ani Yudhoyono. Dia diduga berperan mempertemukan pimpinan proyek Hambalang dengan sejumlah vendor.

Pertemuan tersebut dilakukan di ruang kerja seorang petinggi kepolisian. Namun, saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu, Staf Khusus Presiden Bidang Informasi Heru Lelono mengaku tidak pernah mengenal nama Sylvia atau Bu Pur.

Adapun Bu Pur pernah diperiksa KPK sebagai saksi Hambalang sekitar Mei 2013. Dia diperiksa pada hari yang sama dengan Widodo Wisnu Sayoko. Saat itu, dalam jadwal pemeriksaan harian KPK, Widodo dan Sylvia ditulis sebagai saksi dari kalangan swasta.

Juru Bicara KPK Johan Budi SP mengatakan, Widodo dan Sylvia diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Andi Alifian Mallarangeng, Deddy Kusdinar, dan Teuku Bagus Mohammad Noor.

Informasi yang diperoleh Kompas.com dari KPK menyebutkan, Widodo diperiksa dalam kaitan dengan peran Andi selaku mantan Menteri Pemuda dan Olahraga. Penyidik KPK mengonfirmasi Widodo soal Andi yang diduga meminta bantuan agar proyek Hambalang digolkan. Informasi yang sama menyebut Widodo merupakan kerabat Presiden Yudhoyono. Namun, informasi soal hubungan Widodo dengan Yudhoyono ini juga dibantah Heru Lelono.

Sementara Bu Pur, seusai diperiksa KPK pada Mei lalu, memilih untuk bungkam dan menghindari sorotan kamera wartawan. Sementara itu, Widodo membantah diperiksa KPK. Widodo ketika itu mengaku kedatangannya ke KPK hanya untuk mengantarkan ibunya.  

Dalam kasus dugaan korupsi pengadaan sarana dan prasarana olahraga Hambalang, KPK menetapkan tiga tersangka. Selain Deddy, KPK menjerat mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, serta petinggi PT Adhi Karya Teuku Bagus Mohammad Noer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com