Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Mengharapkan Jokowi Sekarang

Kompas.com - 10/07/2013, 10:18 WIB


Oleh L Sastra Wijaya


Judul di atas terkesan bombastis dan mungkin seperti mendewakan Jokowi. Seolah-olah Jokowi adalah juru selamat. Tapi saya memang mendukung Jokowi untuk menjadi Presiden RI berikutnya, bukan karena warga asal Solo ini akan bisa menyelesaikan seluruh masalah Indonesia ke depan. Tetapi Jokowi akan membawa feel good factor bagi masyarakat Indonesia, seperti yang sudah mulai dirasakan masyarakat Jakarta sekarang dan sudah betul-betul dirasakan warga Solo selama tujuh tahun sebelumnya.

Saya tidak mengenal dekat Jokowi, tidak juga mendukung dia ketika menjadi Gubernur Jakarta, dan hanya pernah samar-samar mendengar prestasinya di Solo. Namun, menyimak pemberitaan dalam setahun terakhir mengenai apa yang dilakukannya di Jakarta dan melihat konteks politik Indonesia saat ini, saya kok diyakinkan bahwa Jokowi dibutuhkan Indonesia untuk memimpin di tahun 2014.

Inilah beberapa alasan mengapa Jokowi, dalam pandangan dari jauh saya, calon terbaik di antara para calon yang dimiliki Indonesia saat ini:

1. Media Darling

Kata "media darling" entah mengapa menjadi kata yang berkonotasi negatif yang digunakan oleh beberapa pihak untuk mencoba mengurangi kepopuleran Jokowi. Menurut saya, populernya Jokowi di kalangan media bukan sebab, tetapi akibat.  Jadi bukan disebabkan karena Jokowi begitu populernya (entah karena ganteng, suka memberi hadiah, dan lainnya) di kalangan wartawan, maka dia kemudian mendapatkan pemberitaan. Namun, karena begitu banyaknya hal yang dilakukan dan dihasilkan oleh Jokowi sehingga media tidak bosan-bosan memberikan ruang pemberitaan baginya.

Ada yang beranggapan bahwa menjadi media darling itu bisa "direkayasa" dan bisa menurun sejalan dengan waktu. Penurunan bisa terjadi, tetapi rekayasa dalam pandangan saya melihat situasi industri media di Indonesia saat ini dan juga pesatnya media sosial sekarang, tidak mungkin dilakukan dengan mudah. Jadi menjadi media darling harus dianggap sebagai hal yang positif, sebagai pencapaian, bukan hadiah.

Lihat saja bagaimana "serangan balik" yang diterima oleh anggota DPRD DKI ketika mereka berusaha mengajukan interpelasi terhadap Jokowi. Media maupun masyarakat luas memiliki "kuasa" lebih besar sekarang ini untuk bisa mengkaji mana yang masuk akal, mengada-ada atau yang negatif.

Media darling tidak mudah diciptakan begitu saja. Ini bisa dilihat dengan mudah dari para pejabat lain, baik yang disebut menguasai media maupun mereka yang menjadi pusat pemberitaan.

Mengapa, misalnya, pemberitaan mengenai Partai Demokrat, Aburizal Bakrie, Golkar, Presiden SBY, Wiranto, Prabowo tidak selalu positif? Mengapa mereka tidak menjadi media darling? Karena apa yang mereka lakukan mendapat filter lagi di media, yang tidak akan memberitakan sesuatu yang buruk, dan di balik menjadi baik begitu saja.

2. Para Kandidat Lain

Sebagian opini sekarang yang tidak mendukung pencalonan Jokowi menjadi presiden 2014, menghendaki agar dia berkonsentrasi dulu dalam menyelesaikan masalah Jakarta. Alasan yang bisa diterima dan dalam situasi yang normal, menurut saya, seharusnya itulah yang terjadi. Dengan demikian, jenjang karier Jokowi tampak teratur mulai dari Wali Kota Solo (2005), Gubernur DKI (2012), dan mungkin presiden RI (2019).

Namun, situasi tidak selalu mengikuti kurva normal. Menurut pandangan saya, justru Indonesia membutuhkan Jokowi sekarang karena para kandidat lain tidak ada yang lebih baik, bila tidak dikatakan lebih buruk. Rata-rata para kandidat yang sudah disebutkan sekarang, seperti Wiranto, Prabowo, Aburizal Bakrie, Jusuf Kalla, Megawati Sukarnoputri masing-masing memiliki kelemahan dari masa lalu.

Kalau di antara Wiranto, Prabowo, dan Aburizal Bakrie terpilih, salah satu di antara mereka akan "disibukkan" untuk menjawab pertanyaan dari masa lalu yang belum tuntas. Jusuf Kalla tidak lagi memiliki tunggangan politik memadai. Adapun Megawati walau memiliki kuasa untuk menjadi "king maker" di PDI-P, tidak lagi berpotensi menjadi raja itu sendiri.

Ada berbagai nama lain disebutkan Mahfoed MD, Gita Wiryawan, Pramono Edhie, Hatta Rajasa, Farhat Abbas, Rhoma Irama, Soerya Paloh, Jumhur Hidayat, Sri Mulyani, berapa banyakkah yang percaya mereka memiliki peluang untuk menjadi RI-1 berikutnya?  Peluang mereka paling-paling adalah menjadi R1-2.

KOMPAS.com/FABIANUS JANUARIUS KUWADO Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tengah meninjau purwarupa monorel di Monumen Nasional, Rabu (26/6/2013).

3. Prestasi Jokowi selama menjadi Gubernur DKI

Sebagian kalangan mencoba menggunakan alasan bahwa Jokowi belum berbuat banyak sebagai Gubernur DKI Jaya dalam setahun terakhir dan karenanya tidak layak menjadi RI-1.

Pertanyaan yang sama dengan mudah dialamatkan kepada para calon lain, apa yang mereka perbuat selama setahun terakhir yang bisa diingat dengan jelas oleh rakyat? Apa yang diperbuat oleh Prabowo, Wiranto, Aburizal Bakrie, Megawati, Jusuf Kalla dalam setahun terakhir yang bisa Anda ingat? Anda pasti kesusahan untuk memberikan satu contoh nyata.

Jokowi justru memiliki platform yang bagus untuk menempatkan namanya dalam benak publik dalam kapasitasnya sebagai Gubernur DKI. Walau kecil, tetapi berbagai upaya yang dilakukannya untuk mengurangi banjir (pembersihan waduk, penyelesaian pemukiman kumuh), meningkatkan kesehatan penduduk (KJS), memperbaiki transportasi (pembangunan monorel dan MRT), memberikan penghiburan (berbagai acara kesenian di Monas), mulai menampakkan hasil.

Ini tentu belum cukup dan barangkali belum memadai untuk menyelesaikan masalah Jakarta. Namun, Jokowi membawa hal lebih besar tampaknya, yaitu harapan.

Banyak warga Jakarta sebenarnya dalam keadaan "egois" sekarang karena mereka mengharapkan Jokowi menyelesaikan masalah di Ibu Kota dulu sebelum melanjutkan tugas lebih besar. Harapan yang wajar.

Namun, dalam pandangan saya, bila Jokowi menjadi presiden, dia masih bisa tetap memperhatikan masalah Jakarta dengan memasukkannya dalam kebijakan untuk seluruh Indonesia. Masalah di Jakarta sebenarnya bukan masalah unik kota ini sendiri, sebagian besar adalah masalah yang terjadi juga di kota-kota lain di Indonesia.

4. Jokowi Bukan Juru Selamat

Bila Jokowi menjadi RI-1 berikutnya, akankah dia mampu menyelesaikan masalah Indonesia? Tidak ada jaminan untuk itu. Namun secara pribadi, menurut saya, saat ini, Indonesia tidak dalam keadaan terpuruk, artinya Indonesia tidaklah perlu diselamatkan.

Indonesia hanya memerlukan pemimpin baru dengan ide-ide baru untuk membawa negeri ini melakukan akselerasi lebih cepat lagi ke tingkat dunia. Indonesia dalam delapan tahun terakhir di bawah pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidaklah buruk. Di kalangan kelas menengah, mungkin banyak yang tidak puas dengan kinerja SBY. Namun, kalau kita kaji lebih mendalam, ini bukan disebabkan karena keadaan menuju ke arah yang negatif.

Dalam berbagai takaran internasional, Indonesia kalau tidak dikatakan sangat oke, ya paling tidak stabil. Yang menjadi masalah, menurut saya, bahwa rakyat banyak (baca: kelas menengah) mengharapkan lebih dari sekadar oke yang dulunya harapan besar itu mereka taruh pada sosok SBY.

Ketika SBY kemudian tidak banyak mengambil keputusan strategis (seperti sebuah tulisan yang mengatakan dalam 10 tahun, SBY hanya membuat 2 keputusan penting, sementara Gus Dur ketika menjadi presiden membuat 10 keputusan penting dalam 2 tahun), muncul istilah "negara autopilot", negara yang berjalan sendiri.

Mungkin banyak negara lain iri bahwa dengan keadaan autopilot saja pertumbuhan ekonomi masih di atas 5 persen per tahun. Yang terjadi dengan pemerintahan SBY adalah ketidakmampuan jajaran pemerintahan mengelola harapan dengan baik (managing expectation).

Harapan besar yang disuarakan oleh publik dibiarkan membumbung tinggi. Ketika kemudian harapan itu tidak terwujud, maka kekecewaan yang muncul lebih besar. Dalam hal ini, Jokowi kembali membawa harapan baru tersebut. Namun, dengan gayanya yang sederhana, yang selalu merendah, Jokowi menurut saya paling tidak membawa harapan bahwa dalam lima tahun ke depan, Indonesia akan mengalami "hal yang berbeda" dengan masa-masa sebelumnya. Sudah ada yang menyamakan dengan keadaan Amerika Serikat sebelum Barack Obama terpilih.

Mungkin juga kita melihat ke negeri lain seperti Venezuela dan Iran ketika mereka mendapatkan Hugo Chavez dan Mahmud Ahmadinejad. Ketiga tokoh ini membawa suka cita baru di kalangan rakyat mereka.

KOMPAS. com/Indra Akuntono Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bersama Gubernur DKI jakarta Joko Widodo serta Effendi Simbolon dalam acara peringatan Hari Lahir Pancasila, di Tugu Proklamasi, Jakarta, Sabtu (1/6/2013).

5. Apa yang akan dilakukan oleh Jokowi sekarang?

Berbagai jajak pendapat sekarang ini menempatkan Jokowi di urutan teratas atau di bagian atas calon presiden yang dikehendaki oleh rakyat Indonesia sekarang ini. Pemilihan umum masih setahun lagi dan setahun adalah waktu yang lama dalam kehidupan politik. Banyak hal bisa terjadi.

Kalau saya adalah tim sukses Jokowi, maka saya akan menyarankan agar dia menunggu sampai saat-saat terakhir sebelum memutuskan untuk mencalonkan diri atau tidak. Media berulangkali mengungkapkan bahwa keputusan akhir pencalonan dari PDI-P ada di tangan Megawati Sukarnoputri. Namun, bila popularitas Jokowi sampai tahun depan terus menjulang dan faktor Jokowi diusung di pemilu dan mungkin membawa hasil bagus, maka Megawati tidak akan memiliki pilihan lain.

Jadi strategi terbaik sekarang adalah menunggu sambil bekerja. Jokowi memiliki platform sebagai Gubernur DKI untuk menunjukkan kinerjanya, hal yang tidak dimiliki oleh sebagian besar calon lain.

L Sastra Wijaya, pernah bekerja di harian Kompas di Jakarta dan di Radio BBC Siaran Indonesia di London, sekarang tinggal di Adelaide (Australia).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tema Hari Lansia Nasional 2024 dan Sejarahnya

    Tema Hari Lansia Nasional 2024 dan Sejarahnya

    Nasional
    Poin-poin Pidato Megawati di Rakernas PDI-P, Bicara Kecurangan Pemilu sampai Kritik Revisi UU MK

    Poin-poin Pidato Megawati di Rakernas PDI-P, Bicara Kecurangan Pemilu sampai Kritik Revisi UU MK

    Nasional
    Pidato Megawati Kritisi Jokowi, Istana: Presiden Tak Menanggapi, Itu untuk Internal Parpol

    Pidato Megawati Kritisi Jokowi, Istana: Presiden Tak Menanggapi, Itu untuk Internal Parpol

    Nasional
    Kader PDI-P Teriakkan Nama Jokowi, Saat Megawati Bertanya Penyebab Kondisi MK Seperti Saat Ini

    Kader PDI-P Teriakkan Nama Jokowi, Saat Megawati Bertanya Penyebab Kondisi MK Seperti Saat Ini

    Nasional
    Megawati Singgung Pemimpin Otoriter Populis, Hukum Jadi Pembenar Ambisi Kekuasaan

    Megawati Singgung Pemimpin Otoriter Populis, Hukum Jadi Pembenar Ambisi Kekuasaan

    Nasional
    Persilakan Rakyat Kritik Pemerintahannya, Prabowo: Tapi yang Obyektif

    Persilakan Rakyat Kritik Pemerintahannya, Prabowo: Tapi yang Obyektif

    Nasional
    Garuda Indonesia Minta Maaf Usai Mesin Pesawat Pengangkut Jemaah Haji Rusak 2 Kali

    Garuda Indonesia Minta Maaf Usai Mesin Pesawat Pengangkut Jemaah Haji Rusak 2 Kali

    Nasional
    Kembangkan Layanan Digital, Presiden Jokowi Akan Buka SPBE Summit 2024 dan Luncurkan GovTech Indonesia

    Kembangkan Layanan Digital, Presiden Jokowi Akan Buka SPBE Summit 2024 dan Luncurkan GovTech Indonesia

    Nasional
    Pidato Megawati di Rakernas Dinilai Jadi Isyarat PDI-P Bakal Jadi Oposisi Prabowo

    Pidato Megawati di Rakernas Dinilai Jadi Isyarat PDI-P Bakal Jadi Oposisi Prabowo

    Nasional
    Ketika Megawati Ungkap Isi Curhatnya pada Andika Perkasa soal TNI...

    Ketika Megawati Ungkap Isi Curhatnya pada Andika Perkasa soal TNI...

    Nasional
    Jokowi Bagikan Sembako di Yogyakarta Saat PDI-P Gelar Rakernas di Jakarta

    Jokowi Bagikan Sembako di Yogyakarta Saat PDI-P Gelar Rakernas di Jakarta

    Nasional
    Ganjar Yakin PDI-P Bakal Rumuskan Sikap Politik terhadap Pemerintahan Prabowo-Gibran di Rakernas Kali Ini

    Ganjar Yakin PDI-P Bakal Rumuskan Sikap Politik terhadap Pemerintahan Prabowo-Gibran di Rakernas Kali Ini

    Nasional
    PAN Tak Mau Partai Baru Gabung Prabowo Dapat 3 Menteri, PKB: Jangan Baper

    PAN Tak Mau Partai Baru Gabung Prabowo Dapat 3 Menteri, PKB: Jangan Baper

    Nasional
    Prananda Tak Hadir Pembukaan Rakernas V PDI-P, Ada Apa?

    Prananda Tak Hadir Pembukaan Rakernas V PDI-P, Ada Apa?

    Nasional
    Soal Ganjar, Megawati: Belum Dipensiunkan, Terus Berjuang

    Soal Ganjar, Megawati: Belum Dipensiunkan, Terus Berjuang

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com