Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akbar: Lapindo Bisa Berdampak

Kompas.com - 18/02/2013, 13:30 WIB
Christoporus Wahyu Haryo P

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Berlarut-larutnya penyelesaian ganti rugi kepada korban luapan lumpur Sidoarjo oleh PT Minarak Lapindo (Lapindo Brantas) dikhawatirkan bakal mempengaruhi elektabilitas Aburizal Bakrie dan Partai Golkar pada Pemilihan Umum 2014. Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung berharap, Grup Bakrie segera menyelesaikan persoalan itu agar tak terus menjadi isu yang bisa berdampak bagi Golkar meski tak langsung.

”Lapindo secara formal tidak ada kaitannya dengan Golkar. Namun, tidak bisa dimungkiri, Lapindo itu suatu perusahaan yang memiliki hubungan dengan Grup Bakrie (milik Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie). Jadi, secara citra, ada hubungan,” kata Akbar, Sabtu (16/2/2013), di Jakarta.

Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memperingatkan Lapindo segera membayar kekurangan ganti rugi kepada korban lumpur Sidoarjo. Presiden menyebutkan, Lapindo belum membayar kewajiban ganti rugi Rp 800 miliar (Kompas, 15/2).

Menurut Akbar, peringatan Presiden perlu menjadi perhatian bagi Grup Bakrie untuk segera menyelesaikan masalah tersebut. Dengan penyelesaian itu, ia berharap masalah Lapindo tidak lagi dikait-kaitkan dengan Aburizal ataupun Golkar.

”Isu (Lapindo) itu bisa saja terus diangkat oleh orang-orang yang punya kepentingan, di mana dalam mengangkat isu itu selalu mengaitkan dengan Aburizal. Kalau sudah mengaitkan dengan Aburizal, langsung tidak langsung bisa mempengaruhi elektabilitas dia, yang namanya sudah disebut-sebut sebagai calon presiden,” ujarnya.

Sebelumnya, juru bicara keluarga Bakrie, Lalu Mara Satria Wangsa, menyatakan, PT Minarak Lapindo tak akan mengingkari kesepakatan. Keterlambatan Lapindo membayar ganti rugi kepada korban karena keterbatasan dana keluarga (Kompas, 16/2). Ia menilai, pernyataan Presiden itu tidak berbau politis.

Akbar justru berpandangan, pernyataan Presiden itu dimungkinkan ada maksud politis. ”Munculnya saja tiba-tiba, di luar dugaan. Itu disampaikan waktu pengantar rapat kabinet. Mungkin saja itu ada maksud politis,” katanya.

Menurut Akbar, SBY akhir-akhir ini sangat terlibat dalam isu-isu yang mempunyai nuansa politik yang tinggi, terutama yang terkait dengan Partai Demokrat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

    Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

    [POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

    Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

    Nasional
    Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

    Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

    Nasional
    Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

    Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

    Nasional
    Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

    Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

    Nasional
    Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

    Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

    Nasional
    Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

    Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

    Nasional
    Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

    Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

    Nasional
    Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

    Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

    Nasional
    Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

    Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

    Nasional
    Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

    Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

    Nasional
    KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

    KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

    Nasional
    Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

    Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com