Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU Dinilai Anak Emaskan Parpol Besar

Kompas.com - 27/11/2012, 00:43 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) Tohadi menilai Komisi Pemilihan Umum menganakemaskan partai politik mapan.

Hal itu, lanjutnya, tecermin dalam tahapan verifikasi administrasi parpol calon peserta pemilu legislatif 2014.

"Komisioner KPU memperlakukan partai tertentu secara istimewa. KPU meminta kepada tim verifikator untuk mengutamakan verifikasi terhadap tiga partai besar, yaitu Nasdem, PDI-P, dan PKB," kata Tohadi, Jakarta, Senin (26/11/2012).

Tohadi menjelaskan, pendapatnya itu pernah diutarakan Kepala Biro Hukum KPU Nanik Suwarti dalam sidang kode etik di Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). KPU berdasarkan keterangan Nanik, lanjutnya, memerintahkan dan mengintervensi tim verifikator. Hal itu supaya partai tertentu yang SK Kepengurusannya hanya kopian harus dinyatakan memenuhi syarat.

"Aturannya harus asli atau fotokopi, tetapi harus dilegalisasi. Ini perlakuan yang berbeda terhadap partai lainnya, termasuk PKNU. PKNU meskpun fotokopi, tetapi sudah dilegalisasi. Namun, hanya karena legalisasinya belum diberi tanggal lalu dinyatakan tidak memenuhi syarat semua. Seakan-akan dicari kelemahannya," tandasnya.

Ia menambahkan, komisioner sering mengajak koleganya memasuki ruang verifikasi di Hotel Borobudur. Padahal, sesuai peraturan, yang berhak memasuki ruang itu hanya petugas verifikator dan komisioner. Menurutnya, hal ini patut dicurigai. Sebab, tidak menutup kemungkinan kolega komisioner ternyata orang parpol.

"Untuk kepentingan apakah mereka dibawa masuk ke ruangan verifikasi. Patut dicurigai itu kepentingan untuk memastikan partainya teman komisioner KPU tersebut supaya diamankan," pungkasnya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Damai Sejahtera (PDS) Sahat Sinaga mengatakan KPU tidak profesional. Sebab, sampai hari ini, KPU belum menanyangkan alasan 16 parpol dinyatakan lolos. Sementara 18 parpol tersisih dalam tahap verifikasi administrasi.

"Kalau terbukti ada parpol yang dianakemaskan, bisa dipastikan di daerah banyak yang bolong-bolong," kata Sinaga.

Menanggapi hal itu, Sinaga sangat kecewa. Menurutnya, PDS sudah makan asam garam berkecimpung di pemilu. PDS, terangnya, juga mengikuti pilkada. Hal itu, terangnya, membuktikan PDS teruji.

"Itu artinya, berdasar fakta, kami juga eksis. KPU harus liat juga track record partai," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

    Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

    Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

    Nasional
    Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

    Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

    [POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

    Nasional
    Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

    Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

    Nasional
    Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

    Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

    Nasional
    Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

    Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

    Nasional
    KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

    KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

    Nasional
    Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

    Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

    BrandzView
    Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

    Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

    Nasional
    Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

    Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

    Nasional
    Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

    Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

    Nasional
    Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

    Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com