Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pahlawan Bukan Ratu Adil

Kompas.com - 10/11/2012, 06:58 WIB

OLEH Y ARI NURCAHYO

KOMPAS.com - Mimpi kita untuk perbaikan Indonesia tanpa sadar telah menguras nalar seluruh anak bangsa. Pemimpin yang dirindukan tak datang-datang, apalagi mengharapkan sosok pahlawan. Kita pun lalu memimpikan datangnya ”Ratu Adil”.

Dongeng Ratu Adil sepertinya representasi genangan bawah sadar kita yang merindukan kehadiran pemimpin andal bak pahlawan. Bangsa ini rindu pemimpin bersosok pahlawan. Kerinduan itu semakin pekat manakala kondisi kesesakan hidup tampak kian sulit diurai.

Pemimpin yang didambakan tak kunjung datang, masalah yang mendera tidak juga bisa terpecahkan. Kita lalu mengutuk keadaan dengan menyandarkan harapan pada cerita tentang orang-orang hebat. Terjelma doa kita diam-diam: Indonesia akan jaya apabila dipimpin oleh seorang ”Wong Agung”.

Mungkin kekeliruan sejarah yang selalu menderetkan tokoh-tokoh besar. Membaca sejarah hampir selalu merupakan cerita tentang kehebatan tokoh-tokoh besar dengan penjelmaan heroik. Karena itu, sering kali sejarah gampang berbaur dengan dongeng.

Kisah Diponegoro, Imam Bonjol, Hasanuddin, Pattimura, atau juga dalam dunia pewayangan, seperti Gatotkaca, Hanoman, Arjuna, selalu dihadirkan dengan bumbu cerita mitos. Sosok dan kepahlawanan mereka sering kali dimitoskan sebagaimana layaknya sosok Superman. Meskipun kita tahu bahwa orang-orang hebat dalam dongeng sejarah itu adalah manusia seperti kita.

Dua krisis

Indonesia sedang heboh mencari pemimpin. Kini banyak orang ingin menjadi pemimpin, sayangnya sedikit sekali dari mereka yang bisa memimpin negara- bangsa ini.

Berlakulah ungkapan Jawa: sing bisa ora kuasa, sing kuasa ora bisa. Defisit kepemimpinan terjadi di mana-mana: dari lingkup rukun tetangga, organisasi keagamaan, organisasi masyarakat alias ormas, partai politik, sampai pucuk kepemimpinan republik ini.

Kehebohan kita mencari pemimpin adalah cermin kegaduhan politik yang gagal mengartikulasikan cita-cita republik ini menjadi realitas. Cita-cita negara untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia, sepertinya hanya menjadi dongeng verbal konstitusi. Ketaksetiaan kita merawat ”Rumah Republik” sebagai cita-cita bersama, dan kemalasan kita menyemai kader-kader pemimpin andal baru, adalah dua dosa struktural bangsa ini.

Sejatinya bangsa ini sedang mengalami krisis pemimpin dan krisis cita-cita. Dua krisis ini berisiko tinggi meremukkan konstruksi pilar ”Rumah Republik” dan memutus rajutan kesadaran kolektif yang mengikat kita dalam bangunan keindonesiaan. Masalah ini tentulah krisis besar dan amat serius.

Oleh karena itu, perjalanan bangsa ini ke depan akan sangat ditentukan oleh kemampuan generasi zaman ini menghasilkan genius-genius yang memberi makna kepada kehidupan bangsanya. Hanya dengan demikian sejarah bangsa ini akan menumbuhkan bunga yang paling indah untuk Indonesia.

Menata Indonesia

Berhentilah bermimpi dan mendongeng Ratu Adil. Mitos itu menyesatkan nalar dan menciptakan kemalasan berpikir. Kita lebih baik mengasah budi dan menajamkan hati untuk memfokuskan usaha menata masa depan. Belum cukup belajar sejarah dengan hanya menderetkan nama pahlawan nasional sebagai nama bandara atau jalan utama kota.

Mulailah dengan belajar dari sejarah dengan mengenali nilai-nilai keutamaan dan semangat dari sosok pahlawan nasional. Mereka juga adalah manusia, sama seperti kita. Bedanya, mereka adalah orang-orang yang sudah cukup dan sudah selesai dengan dirinya, dan sanggup melampaui rata-rata keutamaan unggul yang dimiliki orang pada umumnya untuk mengabdi kemanusiaan.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

    Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

    Nasional
    Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

    Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

    Nasional
    UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

    UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

    Nasional
    Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

    Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

    Nasional
    Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

    Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

    Nasional
    Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

    Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

    Nasional
    UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

    UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

    Nasional
    Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

    Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

    Nasional
    Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

    Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

    Nasional
    Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

    Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

    Nasional
    Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

    Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

    Nasional
    Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

    Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

    Nasional
    Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

    Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

    [POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com