Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Harus Tegas Terhadap Pelaku Kekerasan

Kompas.com - 28/08/2012, 19:48 WIB
Imam Prihadiyoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tragedi konflik atau munculnya budaya kekerasan terhadap penganut Syiah di Desa Karang Gayam, Omben dan Desa Bluuran, Karangpenang, Kabupaten Sampang, Madura yang brutal, amat disesalkan.

Kondisi ini jika dibiarkan tanpa penanganan serius dari pemerintah, dapat menjadi malapetaka sosial yang berlarut-larut. Di samping itu, pelanggaran Hak Azasi Manusia terkait berbagai konflik horisontal akan terus berkembang akibat ketidaktegasan pemerintah dalam menegakkan hukum.

"Pemerintah baik pusat dan daerah harus menjadi contoh ketegasan sikap serta untuk pelaksanaan aturan hukum, agar kasus-kasus budaya kekerasan dengan segala motif yang menyertainya tidak berulang di tempat mana pun, demi memelihara harmoni dalam dinamika kemasyarakatan Indonesia," ujar Ketua Dewan Direktur Lembaga Kajian Publik Sabang-Merauke Circle (SMC), Syahganda Nainggolan di Jakarta, Selasa (28/8) malam.

Syahganda mengatakan, potensi konflik di tengah masyarakat tidak akan meledak apalagi menimbulkan kerugian jiwa yang menggetirkan, bilamana pemerintah berperan sebagai pengayom sekaligus mengantitipasinya berdasarkan pendekatan dialogis.

Namun demikian, terhadap pelanggaran moral dan hukum pemerintah diharapkan bertindak keras secara hukum. Ia menambahkan, sejauh ini pemerintah tidak cekatan menghadapi problematika kemasyarakatan utamanya yang berujung ke tataran konflik, sehingga dapat dikatakan peran pemerintah tergolong abai dalam mengatasi persoalan besar yang menghimpit antarkelompok masyarakat baik atas dasar agama, ekonomi, maupun aspek kehidupan lainnya.

"Pemerintah sebenarnya tahu bahwa masyarakat saat ini mudah meledak, tapi praktis tanpa tindakan yang berarti untuk menghentikannya," tegas Syahganda.

Ia menilai, pemerintahan pascareformasi kurang memahami arti harmoni yang dibutuhkan masyarakat, mengingat jarak antara pemerintah dengan keberadaan sosial warganya justru semakin melebar, hingga akhirnya banyak menumbuhkan ketidakpercayaan rakyat pada elemen pemerintahan. Hal ini jelas dipandang aneh, karena arti reformasi semestinya mendekatkan peran aktif pemerintah di dalam mengharmonikan unsur-unsur kemasyarakatan.

"Pemerintah harus mengembalikan harmoni dalam masyarakat, karena itulah modal terbesar bangsa ini sejak bertahun-tahun lamanya," ujarnya.

Syahganda juga mengharapkan, pemerintah dapat membangun kebersamaan dengan tokoh-tokoh informal guna mempercepat terwujudnya bangunan keserasian antarkehidupan masyarakat serta untuk menghindari berbagai gesekan.

"Lebih sekadar itu, kedua pihak harus mengedepankan keteladanan yang dapat diikuti masyarakat dalam segala hal kebaikan," ujarnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

    Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

    Nasional
    Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

    Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

    Nasional
    Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

    Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

    Nasional
    Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

    Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

    Nasional
    Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

    Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

    Nasional
    Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

    Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

    Nasional
    Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

    Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

    Nasional
    Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

    Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

    Nasional
    Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

    Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

    Nasional
    Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

    Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

    Nasional
    KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

    KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

    Nasional
    Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

    Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

    Nasional
    Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

    Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

    Nasional
    Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

    Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com