Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berlanjut, Sentimen Negatif untuk Partai Demokrat

Kompas.com - 09/08/2012, 05:07 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dukungan publik terhadap Partai Demokrat terus mengalami penurunan tajam. Hilangnya kepercayaan pemilih terhadap partai berideologi nasionalis religius tersebut disebabkan kinerja Susilo Bambang Yudhoyono selaku Presiden Republik Indonesia dinilai tidak memuaskan. Ditambah pula, banyak kader Partai Demokrat yang terjerat kasus korupsi.

"Adanya sentimen negatif terhadap Demokrat di antara para pemilih terus berlanjut. Sentimen itu berupa kasus korupsi maupun ketidaktegasan SBY dalam menyelesaikan persoalan rakyat. Satu hal yang patut dicatat adalah terjadinya diskoneksi antara pemerintah yang dikendalikan Demokrat dan rakyat karena sebagian besar rakyat menyatakan pemerintah tidak peduli dengan nasib rakyatnya," ujar Kepala Departemen Politik dan Hubungan Internasional Centre For Strategic and International Studies (CSIS) Philips Vermonte di Jakarta, Rabu (8/8/2012) malam.

Vermonte mencatat, berdasarkan survei yang dilakukan CSIS melalui metode wawancara dengan responden di 32 provinsi (minus Papua), dari tanggal 6 hingga 19 Juli 2012, mayoritas responden menilai Partai Demokrat telah gagal mengambil peran dalam pemberantasan korupsi.

Berdasarkan kajian CSIS, dari hasil Pemilu 2009 yang dimenangkan Partai Demokrat dengan perolehan suara sebesar 21 persen, dukungan para simpatisan partai tersebut pada bulan Juli 2012 menurutnya hanya tersisa 11,1 persen. Bahkan, jika dibandingkan hasil survei serupa yang dilakukan CSIS Januari 2012 lalu, maka pada survei bulan Juli ini perolehan suara Partai Demokrat juga turun hingga 1,5 persen.

Dalam survei itu turut pula disebutkan, kondisi Partai Golkar justru berbanding terbalik. Meskipun terdapat kadernya yang tersangkut masalah korupsi, partai ini mengalami peningkatan dukungan sebesar 7,5 persen jika dibandingkan survei CSIS bulan Januari 2012.

Begitu pula dengan yang dialami oleh PDI Perjuangan (PDI-P), partai "moncong putih" tersebut mengalami kenaikan dukungan sebesar 7,8 persen apabila disandingkan dengan hasil survei CSIS pada Januari 2012.

"Meskipun Partai Golkar dan PDI-P memiliki kader yang tersangkut masalah korupsi, publik hanya mengetahui masalah korupsi yang melibatkan kedua kader parpol tersebut secara sekilas. Hal itu pulalah yang membedakannya dengan yang dialami oleh Demokrat. Publik seakan sudah hafal betul masalah korupsi yang menjerat kader parpol Demokrat," tambahnya.

Dia turut pula membeberkan bahwa Partai Nasdem sebagai partai baru menunjukkan potensi elektoral yang cukup baik karena mampu bersaing dengan partai menengah, seperti PPP, PKB, PKS, PAN, dan Hanura.

Di sisi lain, Vermonte mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil survei yang ditembuskan dengan kajian, parpol berideologi Islam sedang berada di titik paling nadir menjelang Pemilu 2014. Jika partai Islam tidak segera berbenah, lanjutnya, maka partai tersebut terancam mengucapkan selamat tinggal pada Pemilu 2014 karena electoral treshold yang masih di bawah rata-rata.

Selain itu, kegagalan partai Islam dalam menjaring pemilih adalah karena ketidakadaan seorang tokoh yang kuat sehingga dapat menarik pemilih setia yang pada akhirnya lari ke partai nasionalis. Pemilih setia partai Islam tersebut kecewa dengan keadaan di partai Islam sehingga menyeberang ke partai nasional yang mewadahi kepentingan umat Islam. "Partai Islam jika tidak berubah maka hanya bisa mengucapkan goodbye untuk Pemilu 2014," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Nasional
Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasional
Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi 'Online' Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi "Online" Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com