Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kutu Loncat" karena Tersingkir di Partainya Sendiri

Kompas.com - 24/07/2012, 19:04 WIB
Sidik Pramono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perpindahan seorang politikus ke partai politik lain, amat mungkin terjadi jika politikus bersangkutan tak lagi punya harapan di partainya sendiri.

Ketua Partai Amanat Nasional (PAN), Viva Yoga Mauladi, menilai, politikus yang tersingkir di partainya sendirilah yang kemudian menjadi "kutu loncat", berpindah ke parpol lainnya.

 

Seperti diberitakan, Ketua Umum Partai Nasional Demokrat Patrice Rio Capella, mengatakan, ada 37 anggota DPR yang siap pindah ke partainya. Komunikasi intensif berjalan selama lima bulan terakhir dengan mereka.

"Akan tetapi, mereka mengatakan menunggu waktu yang tepat. Apakah nanti benar-benar terjadi itu semua, kami serahkan kepada mereka semua," kata Rio.

 

Viva juga menengarai, politikus yang menyeberang itu bisa jadi anggota DPR yang tidak memiliki ikatan ideologi dengan partainya, sekadar menjadi seorang avonturir politik.

Namun bisa jadi kemungkinan lainnya, yakni politikus bersangkutan sudah tergeser, tidak berperan, atau tidak ada harapan lagi meniti karier politiknya.

"Apa kalau pindah partai dilakukan oleh figur yang memiliki basis konstituen? Ya, tidak. Wong dia tersingkir di partainya sendiri, lalu jadi kutu loncat," kata Viva, Selasa (2/7/2012) petang.

 

Viva juga mempertanyakan motif politikus yang pindah ke partai politik baru, seperti Partai Nasdem. Sebagai parpol baru, sudah tentu parpol itu belum teruji.

Dalam mengiming-imingi politikus untuk berpindah haluan, semestinya yang ditawarkan adalah platform dan ideologi partai, bukan dengan janji bantuan anggaran untuk kebutuhan kampanye.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Diisi Orang Politik

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Diisi Orang Politik

Nasional
Pilkada 2024, Belum Ada Calon Perseorangan Serahkan KTP Dukungan ke KPU

Pilkada 2024, Belum Ada Calon Perseorangan Serahkan KTP Dukungan ke KPU

Nasional
Ada Jalur Independen, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Gubernur Nonpartai?

Ada Jalur Independen, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Gubernur Nonpartai?

Nasional
PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

Nasional
Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Nasional
Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Nasional
 Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Nasional
PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

Nasional
Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Nasional
Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Nasional
Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Nasional
 Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Nasional
PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

Nasional
PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

Nasional
Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com