Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas dan Bank Mandiri Kerja Sama Bangun Flores

Kompas.com - 09/05/2012, 18:44 WIB
M Nasir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Harian Kompas melalui Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) menjalin kerja sama dengan Program Bina Lingkungan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk untuk membangun instalasi air di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Perjanjian kerja sama itu ditandatangani Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Pahala N Mansury dan Ketua DKK, M Nasir di kantor Kompas, Jakarta, hari Rabu (9/5/2012).

Penandatanganan perjanjian kerja sama itu dilanjutkan dengan penyerahan bantuan kemanusiaan secara simbolik Rp 3.750.000.000 dari Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini kepada Pemimpin Umum Harian Kompas Jakob Oetama.

Dana bantuan tersebut dimaksudkan untuk menambah dana yang telah disediakan DKK—yang juga berasal dari bantuan pembaca Kompas--, sehingga total anggaran yang disediakan untuk membangun instalasi air di Flores Rp 7,5 miliar.

Dana tersebut akan digunakan untuk membangun tiga instalasi air dan bantuan truk tangki pengangkut air di Flores. Ketiga lokasi bantuan instalasi air itu berlokasi pertama di Kampung Tuwa, Desa Goloronggot, Kecamatan Welak, Kabupaten Manggarai Barat, kedua Kampung Lada, Desa Pongruan, Kecamatan Kotakomba, Kabupaten Manggarai Timur, dan ketiga Desa Ria, Kecamatan Riung Barat, Kabupaten Ngada. Sedang pengadaan truk tangki diberikan warga Desa Teka Iku, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka.

Di empat lokasi tersebut, selama ini masyarakat mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Warga harus mengambil air dari jarak berkilo-kilo meter dan masuk sungai yang bertebing terjal. Dengan pembangunan instalasi air dan pemberian truk tangki, air bisa didekatkan ke permukiman warga.

Selain itu warga juga bisa mempergunakan air untuk bercocok tanam sayur-mayur, ternak ikan, dan lain-lain. Hadir dalam acara itu jajaran pimpinan Bank Mandiri, antara lain Fransisca Nelwan Mok (Direktur Corporate Banking), Sukoriyanto Saputro (Corporate Secretary), Novianti Hardi (Banking Sales), Handayani (Group Head Consumer Card), Didiek Hartantyo (Group Head Corporate Banking II), Nila Mayta Dwi Rihandjani (Kepala Departemen), dan Ramon Armando (kepala departemen).

Turut hadir juga dari pihak Kompas, antara lain Pemimpin Redaksi Kompas Rikard Bagun, CEO Kompas Gramedia Agung Adiprasetyo, dan Wakil Pemimpin Umum Kompas St Sularto, Wakil Pemimpin Redaksi Kompas Trias Kuncahyono, Redaktur Pelaksana Budiman Tanuredjo, dan Redaktur Senior August Parengkuan.

Baik Jakob Oetama maupun Zulkifli Zaini menyatakan sepakat kerja sama dua lembaga Kompas- Bank Mandiri, terus dilanjutkan di masa yang akan datang, tidak terbatas pada pembangunan instalasi air di Flores. Pembangunan instalasi air bersih di Flores merupakan upaya bersama Kompas- Bank Mandiri untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Sejak 30 Tahun Silam
Kepedulian Harian Kompas terhadap manusia dan nilai-nilai kemanusiaan tidak hanya berhenti pada pemberitaan. Kompas juga peduli terhadap penderitaan masyarakat dan memberikan bantuan melalui lembaga yang dibentuknya, yaitu Dana Kemanusiaan Kompas (DKK), lembaga nirlaba dirintis sejak 30 tahun silam.

Tim Kompas turun ke lokasi bencana alam untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ketika Gunung Galunggung di Tasikmalaya, Jawa Barat meletus 5 April 1982 yang mengakibatkan banyak penduduk di sekitarnya bergelempangan.

Bantuan yang diberikan pertama kali berupa bantuan tanggap darurat, yaitu bantuan segera beberapa setelah bencana terjadi. Dalam perkembangannya, DKK juga memberikan bantuan rehabilitasi bangunan rumah dan fasilitas umum yang hancur akibat bencana alam seperti gempa bumi, gunung api meletus, tsunami, banjir, kekerigan akibat cuaca ekstrem, serangan badai, dan hantaman meteor dari ruang angkasa.

Bahkan DKK juga memberi bantuan pendidikan dan pengobatan bagi keluarga yang tidak mampu. Pernah suatu hari, 29 April 2010 warga Duren Sawit, Kelurahan Malaka Sari, Jakarta Timur digemparkan oleh meteor jatuh dan menghantam sejumlah rumah warga.

Bangunan yang kejatuhan meteor itu adalah rumah keluarga HM Soedarmodjo, Sobari, Kusnadi, dan Faturohman. Rumah-rumah itu pun porak-poranda. Para korban meteor tersebut mengajukan bantuan untuk perbaikan rumah kepada DKK. Dan, akhirnya rumah-rumah mereka diperbaiki DKK dengan menggunakan dana yang berasal dari pembaca Kompas.

Setelah rumah selesai diperbaiki, mereka datang ke Harian Kompas dan menyampaikan ucapan terima kasih kepada pembaca Kompas dan DKK.Bantuan yang disalurkan oleh DKK berasal dari para pembaca Kompas yang mempercayakan uang mereka untuk disalurkan kepada masyarakat yang sangat membutuhkan, terutama mereka yang terkena musibah/bencana. Bantuan diberikan kepada siapa pun dengan latar belakang suku bangsa dan agama apapun.

Sejak awal DKK mendapat kepercayaan pembaca Kompas dalam menyalurkan bantuan. Menurut catatan pada pekan awal penyaluran bantuan, Kompas 18 Agustus 1982 menerima titipan sumbangan dari pembaca Rp 111. 519.287. Jumlah ini terus bertambah. Penerimaan seluruhnya dari tahun-tahun sebelumnya, termasuk bunga mencapai Rp 149.215.482.566.

Setelah disalurkan, baik untuk bantuan tanggap darurat, rehabilitasi infrastruktur (termasuk pembangunan rumah penduduk) yang hancur akibat bencana alam, bantuan pendidikan, dan pengobatan warga miskin, program bantuan sejuta perpustakaan, dan pembangunan kembali instalasi air di seputar Gunung Merapi, serta pembangunan instalasi air bersih di Kuanheum, Kupang, jumlah dana yang masih tersedia per 29 Februari 2012 Rp 40.584.421.904.

Korban bencana alam yang pernah mendapat bantuan DKK antara lain korban Gempa Flores (12 Desember 1992), Gempa di Kecamatan Gunung Kerinci di Sumatera Barat (7 Oktober 1995), kekeringan di Papua, banjir Cilacap, tsunami di Aceh, serta korban letusan Gunung Merapi, banjir bandang Wasior, dan tsunami Mentawai (bantuan 104 rumah masih dalam pengerjaan), gempa bumi Jawa Barat, Bima (Nusa Tenggara Barat), serta gempa Sumatera Barat (2009).

Pada tahap tanggap darurat bantuan yang disalurkan umumnya kebutuhan yang sangat mendesak, seperti bahan pangan, pakaian, dan obat-obatan. Sedang pada tahap rehabilitasi bantuan yang diberikan antara lain membangun rumah korban bencana, membangun kembali gedung-gedung sekolah dan kampus yang sangat dibutuhkan untuk kelangsungan belajar-mengajar. Bahkan untuk menghidupkan tradisi tari topeng yang hampir punah, DKK juga membangun sebuah sanggar tari di Indramayu, Jawa Barat.

Di bidang pendidikan, DKK dalam tiga tahun terakhir ini juga membantu ratusan perpustakaan berupa buku dan raknya. Perpustakaan-perpustakaan yang mendapat bantuan DKK tersebar di Jakarta, dan sekitarnya, serta daerah-daerah lain di Pulau Jawa. Tujuh sekolah di Padang dan Pariaman (Sumatera Barat) juda dibangun DKK dengan menggunakan dana bantuan pembaca Kompas. Tiga gedung sekolah di antaranya diresmikan 19 Maret 2011 oleh Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno dan Wakil Pemimpin Redaksi Kompas Trias Kuncahyono.

"Bantuan ini patut disyukuri, dan harus dibarengi dengan prestasi belajar," kata Irwan Prayitno saat peresmikan tiga gedung sekolah tersebut. Sementara itu Trias Kuncahyono di depan masyarakat, para pejabat dan para guru saat peresmian, mengatakan, DKK itu bagaikan talang air. Berapa pun dana yang dititipkan masyarakat, akan disalurkan kembali untuk masyarakat.

Belakangan, DKK juga menjalin kerja sama dengan program CSR perusahan-perusahaan dalam penyaluran bantuan. Misalnya, kerja sama yang pernah dilakukan yaitu DKK dan Bank Lippo (Lippo Group) dalam membangun gedung sebuah Sekolah Dasar Negeri di Bojonegoro, Jawa Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com