Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri: Made Aste Ditembak karena Menyerang dengan Golok

Kompas.com - 21/01/2012, 17:08 WIB
Maria Natalia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Hasil investigasi dari Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Kasus Mesuji mengungkapkan dugaan bahwa Made Aste, seorang korban di Register 45 Mesuji, Lampung, tewas karena pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan kepolisian. Ia diduga ditembak tanpa alasan yang jelas.

Namun, saat dikonfirmasi, Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution mengungkapkan bahwa penembakan dilakukan Bripda Setiawan terhadap Made Aste karena korban berusaha menyerang Ajun Komisaris Besar Priyo dengan golok dari belakang. Alasan ini telah beberapa kali diungkapkan polisi sejak kasus Mesuji tersebut bergulir ke tengah publik. Namun, fakta dari polisi itu kini dipertanyakan kembali setelah muncul video dari TGPF.

"Bripda Setiawan melakukan penembakan terhadap Made Aste karena dia mau membacok AKBP Priyo dari belakang. Kalau tidak pasti, AKBP Priyo sudah terkena goloknya," ujar Saud di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (21/1/2012).

Walau demikian, fakta video baru yang ditemukan TGPF menunjukkan, Made Aste tidak terlihat membawa golok pada saat penembakan. Golok diletakkan di tangan Made Aste setelah penembakan. Temuan itu menunjukkan adanya dugaan rekayasa yang dilakukan kepolisian.

Dari fakta yang berbeda ini, Saud mengatakan, pihaknya akan mendalami temuan TGPF dengan memanggil saksi-saksi lainnya dalam peristiwa itu. Polisi kata dia akan transparan untuk mengungkap pelanggaran hukum yang dilakukan oknum-oknum di lapangan.

"Nanti kita periksa saksi lainnya. Dari keterangan saksi, betul tidak seperti itu. Saksinya kan yang namanya Nyoman yang masih hidup dan ada saksi-saksi lainnya di TKP. Kita tidak mungkin tidak terima kesaksian lainnya," tuturnya.

Selain itu, Saud menyatakan, pihaknya akan menerima laporan TGPF sebagai masukan dan rekomendasi untuk pengungkapan kasus Mesuji hingga tuntas. Sejauh ini, kata dia, AKBP Priyo dan Bripda Setiawan sedang melewati proses pidana karena melakukan penembakan, meski dengan alasan untuk membela diri.

"Semua akan kita tuntaskan, apalagi ini kan ada laporan dari TGPF. Ini kita hormati, kita hargai, kita akan kroscek yang di lapangan. Namanya proses pidana, kalau ada rekayasa, pasti akan ketahuan. Kita akan kroscek kalau data itu sudah lengkap, sudah sesuai dengan apa yang terjadi, akan diajukan ke sidang," tuturnya.

Seperti diberitakan, TGPF meminta kepolisian menindaklanjuti fakta kematian Made Aste yang berbeda tersebut dan dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan oknum polisi dalam kasus itu. Permintaan termasuk menelusuri video kejadian yang sebenarnya. TGPF meminta data dan fakta di lapangan tidak dikaburkan oleh kepolisian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tolak Wacana Penjudi Online Diberi Bansos, MUI: Berjudi Pilihan Hidup Pelaku

    Tolak Wacana Penjudi Online Diberi Bansos, MUI: Berjudi Pilihan Hidup Pelaku

    Nasional
    MUI Keberatan Wacana Penjudi Online Diberi Bansos

    MUI Keberatan Wacana Penjudi Online Diberi Bansos

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Menkopolhukam Pimpin Satgas Judi Online | PDI-P Minta KPK 'Gentle'

    [POPULER NASIONAL] Menkopolhukam Pimpin Satgas Judi Online | PDI-P Minta KPK "Gentle"

    Nasional
    Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

    Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

    Nasional
    Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

    Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

    Nasional
    BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

    BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

    Nasional
    Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

    Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

    Nasional
    PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

    PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

    Nasional
    Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

    Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

    Nasional
    Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

    Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

    Nasional
    Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

    Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

    Nasional
    Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

    Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

    Nasional
    Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

    Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

    Nasional
    Pelaku Judi 'Online' Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

    Pelaku Judi "Online" Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com