Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mekeng: Ada Rekaman Gelap, Kami Tuntut Sekjen!

Kompas.com - 19/01/2012, 18:20 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Badan Anggaran atau Banggar DPR Melchias Markus Mekeng meminta agar rekaman yang disebut berisi permintaan spesifikasi barang untuk ruang kerja Banggar oleh pimpinan Banggar agar dibuka.

Mekeng mengatakan, ia sudah menanyakan kepada Sekretariat Banggar mengenai rekaman yang disebut ada. Namun, pihak Sekretariat menyebut tidak pernah merekam pertemuan ketika membahas ruang Banggar baru.

"Silakan dibuka rekamannya. Kalau di sini, saya sudah tanya tidak ada. Kalau ternyata ada rekaman yang disembunyikan, kami tuntut Sekjen (Nining Indra Saleh) bahwa dia punya niat tertentu kepada kami. Kami di sini bekerja dengan niat baik untuk rakyat," kata Mekeng saat jumpa pers di Komplek DPR, Kamis (19/1/2012).

Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Pramono Anung mengatakan, pihaknya menerima transkip rekaman dari Sekjen. Rekaman itu berisi permintaan dari pimpinan Banggar terkait spesifikasi barang-barang yang akan ditaruh di ruang Banggar.

Mekeng membantah bahwa pihaknya yang meminta barang-barang mewah seperti kursi buatan Jerman seharga Rp 24 juta per kursi. Penentuan spesifikasi, kata dia, adalah kewenangan Setjen DPR.

Menurut Mekeng, Banggar hanya dua kali membicarakan ruang Banggar baru dengan Sekjen. Pertama, kata dia, Sekjen menanyakan apa saja kebutuhan Banggar. Pimpinan Banggar menyebut butuh ruang untuk rapat, sekretariat, administrasi, tenaga ahli, dan tunggu menteri.

Pertemuan kedua, tambah Mekeng, Sekjen menyampaikan hasil desain. Dalam desain, ruang rapat dibuat seluas 316,5 m2, ruang sekretariat 66 m2, ruang pimpinan 60 m2, ruang tamu 26 m2, ruang makan 22,5 m2, ruang tunggu menteri 38 m2, ruang staf ahli 85 m2, ruang arsip 8,34 m2, ruang pantry 8,29 m2, dan balkon 150 m2. Totalnya seluas 780,89 m2.

"Kami sampaikan beberapa point yaitu tak mau warna ruang sidang tendensius kepada salah satu parpol. Harus netral. Kami minta penerangannya harus lebih terang, temboknya warna yang cerah. Itu pesan yang kami sampaikan. Kami tidak memikirkan bahwa mejanya harus impor, kursinya harus impor, itu bukan domain kami," ucapnya.

Dalam dua pertemuan itu, menurut Mekeng, tak disinggung mengenai biaya renovasi. "Angka Rp 20,3 miliar itu kami tahu setelah media menyampaikannya. Angka itu bukan tugas kami. Tugas kami bahas APBN, bahas laporan keuangan pemerintah pusat, bahas keuangan negara. Bukan hal-hal yang sifatnya remeh temeh," pungkas politisi Partai Golkar itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

    Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

    Nasional
    Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

    Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

    Nasional
    GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

    GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

    Nasional
    Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

    Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

    Nasional
    Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

    Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

    Nasional
    PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

    PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

    Nasional
    Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

    Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

    Nasional
    Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

    Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

    Nasional
    Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

    Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

    Nasional
    Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

    Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

    [POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

    Nasional
    Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

    Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

    Nasional
    Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

    Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

    Nasional
    Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

    Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com