JAKARTA, KOMPAS.com — Suami Nunun Nurbaeti, Adang Daradjatun, meminta agar kasus suap cek pelawat tidak dilokalisasi hingga hanya sampai pada istrinya. Oleh karena itu, ia memperdengarkan rekaman mengenai adanya indikasi bahwa rekan Nunun, Miranda Swaray Goeltom, adalah motivator dalam kasus suap cek pelawat itu.
Rekaman itu berisi pembicaraan antara Adang dan empat penyidik KPK berinisial RS, N, R, dan I pada 30 Desember 2010. Dalam pembicaraan itu, kata Adang, penyidik menyebutkan, Nunun tak memiliki motif dalam kasus itu, tetapi Miranda yang ingin dipilih menjadi deputi gubernur senior BI 2004.
"Saya tidak ingin kasus ini dilokalisasi, makanya saya memberikan rekaman ini. Mereka (empat penyidik) datang ke rumah saya dan saya rekam di atas meja. Saat itu disebutkan, status Ibu dengan Arie Malangjudo itu sama, istilah penyidik adalah kurir atau tukang pos. Penyidik mengasumsi Miranda motivatornya. Bukan saya yang bilang begini, ini asumsi penyidik," ujar Adang saat jumpa pers di rumahnya, Jakarta Selatan, Senin (12/12/2011).
"Ini kenapa kasusnya sama, motivatornya sama, kenapa tidak semua disamakan saja semua jadi tersangka?" sambung Adang.
Menurutnya, rekaman tersebut seharusnya bisa menjadi bukti bahwa Nunun tak sendiri dalam kasus tersebut. Selain rekaman tersebut, Adang juga menunjukkan foto Nunun, dirinya, dan Miranda Swaray Goeltom dalam sebuah acara. Foto itu, kata Adang, menunjukkan bahwa istrinya memang dekat dengan Miranda.
"Ini potret bahwa Ibu dekat dengan Miranda Goeltom dan rekaman. Itu kan petunjuk. Saya serahkan sepenuhnya kepada KPK," ujarnya.
Adang mengatakan, rekaman dan foto yang ia sampaikan ini bukan berarti bahwa ia menuduh Miranda sebagai otak dalam kasus itu. Ia hanya berharap adanya kejelasan secara hukum untuk istrinya sehingga proses hukum dijalankan dengan adil. "Kalau saya mengatakan, beliau (Miranda) itu salah, saya tidak mau. Tapi saya mau rekaman dan gambar ini menjadi jelas bagi kita semua," kata mantan Wakil Kepala Polri tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.