Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Miranda Disebut Motivator Kasus Cek Pelawat

Kompas.com - 12/12/2011, 13:24 WIB
Maria Natalia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Suami Nunun Nurbaeti, Adang Daradjatun, meminta agar kasus suap cek pelawat tidak dilokalisasi hingga hanya sampai pada istrinya. Oleh karena itu, ia memperdengarkan rekaman mengenai adanya indikasi bahwa rekan Nunun, Miranda Swaray Goeltom, adalah motivator dalam kasus suap cek pelawat itu.

Rekaman itu berisi pembicaraan antara Adang dan empat penyidik KPK berinisial RS, N, R, dan I pada 30 Desember 2010. Dalam pembicaraan itu, kata Adang, penyidik menyebutkan, Nunun tak memiliki motif dalam kasus itu, tetapi Miranda yang ingin dipilih menjadi deputi gubernur senior BI 2004.

"Saya tidak ingin kasus ini dilokalisasi, makanya saya memberikan rekaman ini. Mereka (empat penyidik) datang ke rumah saya dan saya rekam di atas meja. Saat itu disebutkan, status Ibu dengan Arie Malangjudo itu sama, istilah penyidik adalah kurir atau tukang pos. Penyidik mengasumsi Miranda motivatornya. Bukan saya yang bilang begini, ini asumsi penyidik," ujar Adang saat jumpa pers di rumahnya, Jakarta Selatan, Senin (12/12/2011).

"Ini kenapa kasusnya sama, motivatornya sama, kenapa tidak semua disamakan saja semua jadi tersangka?" sambung Adang.

Menurutnya, rekaman tersebut seharusnya bisa menjadi bukti bahwa Nunun tak sendiri dalam kasus tersebut. Selain rekaman tersebut, Adang juga menunjukkan foto Nunun, dirinya, dan Miranda Swaray Goeltom dalam sebuah acara. Foto itu, kata Adang, menunjukkan bahwa istrinya memang dekat dengan Miranda.

"Ini potret bahwa Ibu dekat dengan Miranda Goeltom dan rekaman. Itu kan petunjuk. Saya serahkan sepenuhnya kepada KPK," ujarnya.

Adang mengatakan, rekaman dan foto yang ia sampaikan ini bukan berarti bahwa ia menuduh Miranda sebagai otak dalam kasus itu. Ia hanya berharap adanya kejelasan secara hukum untuk istrinya sehingga proses hukum dijalankan dengan adil. "Kalau saya mengatakan, beliau (Miranda) itu salah, saya tidak mau. Tapi saya mau rekaman dan gambar ini menjadi jelas bagi kita semua," kata mantan Wakil Kepala Polri tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

    Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

    Nasional
    Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

    Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

    [POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

    Nasional
    Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

    Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

    Nasional
    Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

    Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

    Nasional
    Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

    Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

    Nasional
    KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

    KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

    Nasional
    Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

    Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

    BrandzView
    Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

    Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

    Nasional
    Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

    Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

    Nasional
    Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

    Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

    Nasional
    Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

    Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

    Nasional
    Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

    Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com